Skip to main content

PROSES STASIUN GILINGAN

Tebu dari emplasement diangkut ke unit gilingan dengan lori dan truk. Tebu dari lori dan truk diangkut menggunakan crane hoist, kemudian tebu diletakkan di meja tebu (cane table). Meja tebu dilengkapi dengan cane leveler untuk mengatur ketinggian tebu yang masuk dalam cane carrier. Dari cane carrier tebu dibawa ke cane cutter dan selanjutnya tebu dibawa ke unigrator (sejenis palu). Serpihan tebu dari unigrator dibawa menuju ke gilingan-1 dengan elevator dan terjadi proses pemerahan tebu. Tebu yang telah melewati unigrator dibawa ke gilingan-1 dengan menggunakan krepyak antar gilingan. Proses gilingan di PT. IGN menggunakan 4 buah gilingan yang tersusun secara seri.  Di dalam gilingan-1 serpihan tebu masuk diantara rol atas dan rol depan, sabut tebu tersebut kemudian diperas sampai keluar niranya. Rol atas berputar berlawanan dengan putaran rol depan dan belakang. Pada tahap ini air nira diperas kemudian ditambahkan surfaktan sebanyak sepersepuluh ppm dari nira mentah. Fungsi surfaktan sendiri untuk membuka permukaan sel. Pada air nira gilingan-1 juga ditambahkan desinfektan. Desinfektan berfungsi untuk mencegah berkembangnya mikrobia. Jenis desinfektan yang digunakan adalah MJ-Biocide 107 & 207.
Kemudian pada bagian ini air

nira di analisis di lab NPP (Nira Perahan Pertama). Perasan dari gilingan-1 menghasilkan nira berwarna kemerahan. Nira dari gilingan-1 disebut nira murni atau nira perahan pertama.
Nira hasil gilingan-1 dan 2 dialirkan ke bak penampungan, sedang nira hasil gilingan-3 dialirkan ke gilingan-2, dan terakhir nira hasil gilingan-4 dialirkan ke gilingan-3. Penambahan nira hasil gilingan-3 pada pemerahan ke 2 dan seterusnya dimaksudkan agar kadar gula dalam ampas dapat dikeluarkan secara maksimal.
Sebelum masuk pada bak penampung NPP nira harus melewati screening (saringan goyang) agar dapat dipisahkan antara ampas dan nira. Ampas yang tersaring akan dibawa ke gilingan-2.  
Proses penggilingan dilanjutkan pada gilingan-2. Nira hasil gilingan-2 disebut Nira Perahan Lanjut (NPL).
Hasil perasan gilingan III (nira imbibisi I). Di gilingan II ampas tebu diperas lagi dan hasil niranya ditampung pada bak penampungan, kemudian pemerasan dilanjutkan di Gilingan III dan IV. Nira dari gilingan I dan II yang ditampung pada bak penampungan dipompakan ke alat penimbangan nira mentah (Boulogne NM), sedangkan nira dari gilingan III dan IV digunakan sebagai imbibisi. Proses penambahan pada stasiun gilingan-4 ditambahkan air imbibisi dengan suhu 60-70oC sebesar 20-30% dari jumlah tebu yang digiling. Penambahan air imbibisi berfungsi untuk memaksimalkan ekstraksi nira dari ampas. Bila air imbibisi yang ditambahkan terlalu banyak maka akan menghambat proses penguapan pada evaporator. Sedangkan bila kadar air imbibisi kurang maka kadar gula yang tersisa dalam ampas masih tinggi.
Nira dari gilingan III digunakan untuk imbibisi pada ampas tebu yang menuju penggilingan II. Sedangkan ampas tebu dari gilingan III diberi air imbibisi untuk menekan sesedikit mungkin nira yang masih ada dalam ampas, kemudian ampas tebu tersebut diperas di gilingan IV.

Ampas yang keluar dari gilingan IV berupa ampas kasar dan halus. Ampas kasar yang ada dikirim ke stasiun ketel menggunakan rake conveyor untuk bahan bakar boiler KTR (Ketel Tekanan Rendah). Pada tiap-tiap gilingan terdapat pompa hidrolik yang berfungsi memberi tekanan dan mengatur bukaan kerja rol atas sehingga rol tersebut tidak mudah patah bila ampas terlalu tebal.

Comments

  1. Hi! I know this is kinda off topic but I was
    wondering which blog platform are you using for this website?
    I'm getting fed up of Wordpress because I've had issues with hackers and I'm looking
    at options for another platform. I would be awesome
    if you could point me in the direction of a good platform.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam stru...

Proses Pembuatan Margarin: Panduan Lengkap untuk Menghasilkan Margarin Berkualitas Tinggi

Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar kata margarin? Bahan Makanan, margarin dalam kegiatan sehari-hari digunakan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki tekstur dan menambah cita rasa makanan. Margarin dapat diaplikasikan pada pemanggangan roti, pembuatan kue kering, biskuit, pound cakes dan pastry. Awal mula, margarin ditemukan oleh seorang kimiawi Perancis yang bernama Hyppolyte Mege Mourics pada tahun 1869 pada pemerintahan kaisar Napoleon III. Margarin mengalami banyak perkembangan pada akhir abad ke-19, margarin dibuat dari lemak sapi  atau babi dimana ditambahkan lemak kacang tanah untuk mempercepat ”melting point” pada saat percampuran. Pada awal tahun 1900, margarin dibuat dari 100% minyak nabati yang biasanya diperoleh dari minyak kelapa, minyak sawit, dll. Pada tahun 1930, pembuatan margarin dilakukan dengan proses hidrogenasi.                                  ...

Ternyata Asam sulfat Bisa Jadi Produk Food Grade Ketika Direaksikan dengan Batuan Fosfat

 Asam sulfat, atau sering disebut dengan sulfuric acid, merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat. Biasanya, asam sulfat digunakan dalam industri kimia, seperti pembuatan pupuk, baterai, dan deterjen. Namun, tahukah Anda bahwa asam sulfat juga bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi asam fosfat food grade? Asam fosfat, atau fosforik acid, merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam industri makanan dan minuman. Biasanya, asam fosfat digunakan sebagai bahan pengasam atau penstabil dalam produk makanan dan minuman, seperti minuman ringan, saus, dan produk olahan daging. Proses konversi asam sulfat menjadi asam fosfat food grade dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah melarutkan asam sulfat dalam air untuk membentuk asam sulfat encer. Kemudian, asam sulfat encer tersebut direaksikan dengan fosfat alami, seperti fosfat batu atau fosfat alam lainnya. Reaksi antara asam sulfat dan fosfat ini menghasilkan asam fosfat, serta men...