Skip to main content

Cara Membuat Tempe Sendiri di Rumah

Apakah kamu pernah makan tempe? saya yakin pasti pernah atau jangan-jangan tempe jadi makanan favoritmu.

Yuk kita cari tahu dulu tentang tempe. Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kacang kedelai. Makanan yang kaya akan protein ini sangat populer di negara kita dan sering menjadi hidangan utama dalam berbagai masakan. Membuat tempe sendiri di rumah adalah pilihan yang baik untuk memastikan kualitas dan kebersihan bahan baku yang digunakan. 

 Kacang Kedelai mempunyai kandungan protein 35% bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.

Gimana masih mau makan tempe kan? Yuk kita cari tahu gimana sih langkah-langkah cara membuat tempe secara profesional..

1. Siapkan bahan-bahannya dulu ya
a. Kedelai 0,5 kg, pastikan anda menggunakan kacang kedelai yang segar dan berkualitas baik
b. Ragi tempe 3 gram
c. Air secukupnya

2. Proses membuat tempe:
a. 0.5 kg Kedelai direndam dalam air selama semalam atau minimal 6-8 jam. Proses merendam ini bertujuan untuk melunakkan kacang kedelai dan memudahkan proses fermentasi selanjutnya.
b. Kemudian Dikupas kulit arinya dan dicuci bersih
c. Kukus kedelai selama 1 jam
d. Setelah kedelai dikukus kemudian dinginkan
e. Tambahkan ragi sebanyak 3 gram
f. Kemudian di cetak, bisa menggunakan plastik, daun pisang atau daun jati
g. Tumpuk hasil cetakan dan tutup dengan koran selama 1 malam
h. Setelah semalam buka tutup korannya dan biarkan satu malam lagi
i.  Dan keesokan harinya cek dan tempe sudah jadi tinggal di goreng atau di bacem

Proses di atas adalah cara profesional untuk membuat tempe sendiri di rumah. Dengan langkah-langkah tersebut, Anda dapat menikmati tempe yang segar, berkualitas tinggi, dan sehat. Selamat mencoba!

                                      


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik adalah:
a.    Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor.
b.    Air harus jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung kuman penyakit.
c.    Cara pengerjaannya harus bersih.
d.    Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas membentuk butiran halus atau tidak menggumpal.

                                    

Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotik untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degenerative.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma yang khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
    Khasiat dan kandungan gizi
Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degenerative (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes mellitus, kanker, dll). Selain tempe, juga mengandung zat antibakteri penyakit diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dll.
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein lemak dan karbohidrat menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur.
Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lbih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk.

                                     

    Asam Lemak
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak majemuk (Polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.
Dalam proses itu, asam palmitat dan asam linokat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linoleat. Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
    Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe yaitu larut dalam air (vitamin B kompleks) dan larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). tempe merupakan sumber vitamin B sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 dan B2, asam pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6 dan B12.
Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin potensial dari bahan pangan nabati.
    Mineral
Tempe mengandung mineral makro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,55 mg setiap 100 gram tempe. Kapang tempe menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat. Menjadi fosfos dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
    Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isotiavon seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid. Isotiavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat 3 jenis isotiavon yaitu daidzein, glisitenin, dan genistein. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oelh bakteri Rhyzopus oryzae.







Comments

Popular posts from this blog

Proses Sentrifugasi (Pemutaran) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar

Proses Sentrifugasi Stasiun pemutaran (Sentrifugasi) adalah stasiun lanjutan dari stasiun kristalisasi. Setelah masakan dingin proses selanjutnya adalah pemisahan, proses pemisahan ini dilakukan dengan gaya sentrifugal. Sentrifugal merupakan mesin pemutar yang digunakan untuk memisahkan kristal gula dari larutannya. Proses pemutaran bertujuan untuk memisahkan antara kristal gula dengan larutan yang melapisinya. Dalam pemisahan ini dapat menghasilkan diantaranya gula, larutan (klare atau stroop) dan tetes. Proses sentrifugasi (pemutaran) LGF A adalah proses pemisahan kristal gula A dan molasses A,  alat yang digunakan adalah sentrifugal LGF yang mempunyai kecepatan putar sekitar 2000 rpm,  sehingga dapat memisahkan gula A dan  A-molasses dengan gaya sentrifugal tersebut. LGF B digunakan untuk memisahkan hasil kristalisasi pada Pan B yang menghasilkan B-magma yang digunakan untuk bibit pada Pan A dan B-molases.  Proses pemutaran (sentrifugasi) pada akhir produksi, memisahk

Minyak goreng apa yang mempunyai titik beku terendah?

Minyak goreng yang mempunyai titik beku rendah bisa ditentukan dengan 2 hal yaitu Minyak goreng yang mempunyai Iodine Value (IV) tinggi dan Cloud Point (CP) rendah sehingga membeku pada suhu yang cukup rendah.  Untuk mendapatkan minyak dengan Iodine value tinggi dan Cloud point rendah diperlukan tahapan proses fraksinasi berkali-kali atau biasa disebut tahapan penyaringan yang dalam beberapa minyak goreng dengan kualitas bagus dilakukan dua kali penyaringan. Dua kali penyaringan ini dalam prosesnya yaitu: Tahapan penyaringan pertama dari minyak kelapa sawit yang dimurnikan menjadi minyak  crude palm oil (CPO), kemudian dilanjutkan tahapan penyaringan kedua yaitu proses refinery, pada proses refinery tahapan prosesnya yaitu:  1. Degumming yang berfungsi menghilangkan gum dari minyak CPO,  2. Bleaching, kandungan karoten yang tinggi dalam minyak sawit menyebabkan warna minyak sawit mentah (CPO) berwarna kemerahan, sehingga perlu dikurangi kadar karotennya sehingga minyak

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam struktur seluler yang disebut plastid, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat me