Skip to main content

Proses Kristalisasi (Masakan) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar

Kristalisasi merupakan proses pembentukan butir-butir kristal dari zat yang mula-mula terlarut dalam cairan.

Pada proses pembuatan gula, kristalisasi terjadi didalam suatu pan masak. Dalam pan masak tersebut nira kental hasil evaporasi dimasak lagi sampai terbentuk inti kristal dan pembesaran kristal. Agar proses pemasakan tidak merusak nira pemasakan dilakukan pada suasana atau kondisi vakum (hampa udara).

Proses kristalisasi pada pabrik dilakukan sebanyak 3 tahap yaitu produksi gula A, B, dan W dengan jumlah pan masakan yang digunakan sebanyak 8 buah. Pan A digunakan untuk pemasakan gula dari tebu, sedangkan pan W untuk pemasakan campuran antara gula dari tebu dan raw sugar.

Pan A merupakan pan masakan gula A yang mempunyai nomor pan 1 dan 2. Pan A digunakan untuk memasak raw syrup hasil evaporasi. Kristalisasi dari pan A menghasilkan massequite A dan disentrifugasi pada Low Grade Fugal (LGF) A. Centrifuge A berfungsi memisahkan gula A dengan A molasses. A molases dimasak lagi pada pan B.

Sedangkan gula A akan dilebur kembali dimelter dan dicampur dengan raw sugar. Pan B merupakan pan masakan gula B yang mempunyai nomor pan 3. Pan B menghasilkan massequite B dan disentrifugasi pada LGF B menghasilkan gula B dan B molasses.

Gula B dimasak kembali pada pan A, sedangkan B molasses disebut sebagai final molasses yang dialirkan menuju tangki final molasses.

Di dalam proses kristalisasi dilakukan dengan cara mengkristalkan sukrosa yang terdapat di dalam nira kental/stroop pada suatu Pan dan mengusahakan agar:
•    Hasil memenuhi syarat dan kualitas
•    Biaya operasi yang rendah/ekonomis
•    Kehilangan sukrosa serendah-rendahnya
•    Hasil tidak menyulitkan proses selanjutnya

Sehingga di dalam proses operasional PT. IGN ditetapkan standar proses stasiun kristalisasi.
Nira kental merupakan bahan pokok yang digunakan di dalam proses kristalisasi dalam pembuatan gula dari tebu, yang memiliki konsentrasi mendekati jenuh dimana jarak antara molekul-molekul sukrosa masih cukup jenuh sehingga satu sama lain belum saling mempengaruhi.

Dengan adanya penguapan air maka jarak antara molekul-molekul sukrosa akan saling berdekatan dan pada saat mencapai suatu keadaan yang lewat jenuh maka molekul akan saling membentuk rantai. Dengan semakin tingginya konsentrasi maka rantai-rantai molekul akan membentuk inti-inti kristal.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kristalisasi :

•    Konsentrasi Larutan
Agar dicapai proses pengkristalisasi yang lebih cepat maka perlu diusahakan agar larutan pada kejenuhan yang tinggi karena pada keadaan ini kandungan sukrosanya lebih besar dibandingkan bila pada kejenuhan yang lebih rendah sehingga proses pengkristalan pada inti kristal lebih cepat.

•    Kandungan Kotoran
Adanya kotoran yang terdapat di dalam bahan akan menyebabkan naiknya viskositas sehingga berakibat turunnya nilai kemurnian, hal ini akan mengakibatkan rendahnya kecepatan kristalisasi.

•    Kualitas Nira Kental
Rendemen tebu berpengaruh besar terhadap kandungan nira kental yang akan dihasilkan. Pada produksi gula dengan rendemen gula yang rendah akan mengakibatkan penghasilan gula yang rendah. Hal ini dikarenakan kandungan nira dalam tebu lebih kecil dibandingkan dengan kadar air dalam tebu.

•    Tekanan Uap Pan
Standar proses kristalisasi dilakukan pada kondisi vakum antara 62-65 cmHg, untuk batas bawah tekanan pada 58 cmHg.

Comments

Popular posts from this blog

Proses Sentrifugasi (Pemutaran) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar

Proses Sentrifugasi Stasiun pemutaran (Sentrifugasi) adalah stasiun lanjutan dari stasiun kristalisasi. Setelah masakan dingin proses selanjutnya adalah pemisahan, proses pemisahan ini dilakukan dengan gaya sentrifugal. Sentrifugal merupakan mesin pemutar yang digunakan untuk memisahkan kristal gula dari larutannya. Proses pemutaran bertujuan untuk memisahkan antara kristal gula dengan larutan yang melapisinya. Dalam pemisahan ini dapat menghasilkan diantaranya gula, larutan (klare atau stroop) dan tetes. Proses sentrifugasi (pemutaran) LGF A adalah proses pemisahan kristal gula A dan molasses A,  alat yang digunakan adalah sentrifugal LGF yang mempunyai kecepatan putar sekitar 2000 rpm,  sehingga dapat memisahkan gula A dan  A-molasses dengan gaya sentrifugal tersebut. LGF B digunakan untuk memisahkan hasil kristalisasi pada Pan B yang menghasilkan B-magma yang digunakan untuk bibit pada Pan A dan B-molases.  Proses pemutaran (sentrifugasi) pada akhir produksi, memisahk

Minyak goreng apa yang mempunyai titik beku terendah?

Minyak goreng yang mempunyai titik beku rendah bisa ditentukan dengan 2 hal yaitu Minyak goreng yang mempunyai Iodine Value (IV) tinggi dan Cloud Point (CP) rendah sehingga membeku pada suhu yang cukup rendah.  Untuk mendapatkan minyak dengan Iodine value tinggi dan Cloud point rendah diperlukan tahapan proses fraksinasi berkali-kali atau biasa disebut tahapan penyaringan yang dalam beberapa minyak goreng dengan kualitas bagus dilakukan dua kali penyaringan. Dua kali penyaringan ini dalam prosesnya yaitu: Tahapan penyaringan pertama dari minyak kelapa sawit yang dimurnikan menjadi minyak  crude palm oil (CPO), kemudian dilanjutkan tahapan penyaringan kedua yaitu proses refinery, pada proses refinery tahapan prosesnya yaitu:  1. Degumming yang berfungsi menghilangkan gum dari minyak CPO,  2. Bleaching, kandungan karoten yang tinggi dalam minyak sawit menyebabkan warna minyak sawit mentah (CPO) berwarna kemerahan, sehingga perlu dikurangi kadar karotennya sehingga minyak

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam struktur seluler yang disebut plastid, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat me