Skip to main content

Minyak Cendana

MINYAK CENDANA

A.    CENDANA
Cendana atau Cendana Wangi yang memiliki nama latin (Santalum album) adalah pohon langka penghasil kayu dan minyak cendana. Cendana harganya sangat mahal karena sekarang sudah jarang ditemukan sementara ia memiliki banyak kegunaan. Cendana sudah jarang ditemukan karena sangat sulit di kembangbiakkan atau dibudidayakan.
Kayu cendana digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu yang berasal dari daerah Mysoram di India selatan biasanya dianggap yang paling bagus kualitasnya. Di Indonesia, kayu cendana dari Timor juga sangat dihargai.
Cendana berupa pohon yang lurus dan bulat tanpa alur. Daun berbentuk ovate atau lanset dan berminyak. Panjang daun 3,25-7,50 cm. Di timor, dikenal dua macam varietas cendana yaitu no menutu atau no ana yang berdaun kecil dan nonaik berdaun lebar. Pada satu pohon sering terdapat bermacam-macam bentuk dan ukuran daun. Varietas tanaman cendana berdaun kecil,mempunyai kadar minyak lebih tinggi pada bagian kayu teras, tetapi kadar santalol lebih rendah. Pembentukan minyak dan aroma juga diperbaharui bulan kering yang panjang.
Titik leleh minyak cendana pada suhu 30oC. Sekitar 75% komponen minyak tidak tersabunkan seperti n-octacosanol, tricontanol, palmiton, 10-hidrokdipalmaton. Tak tersabunkan berarti katika dilarutkan dalam natrium hidroksida tak terjadi reaksi kimia. Pada umumnya penyulingan memperoleh minyak cendana dan batang pohon yang mengandung 4-8%. Sedangkan akar mengandung 10% dan ranting 2-4% minyak.
Aroma minyak sangat harum, kental dan berwarna kuning. Jika digunakan keharuman terus melekat berhari-hari, kandungan minyak terdiri atas 90% sesquisterpen alkohol dengan komponen santalol berunsur 45-47% alfa-santalol dan 20-30% beta-santalol. Beberapa komponen minyak cendana kini disintesis untuk mensubsitusi minyak aslinya seperti sandela, santaliso, kampanil sikloheksanol dan trimetilsiklopentenil.
B.     TAKSONOMI DAN MORFOLOGI CENDANA
Lawrence (1946) dalam Herawan (1993) mengklasifikasikan cendana (santalum album linn) :
                        Kerajaan          :           Plantae
                        Divisi              :            Spermathophytae
                        Kelas divisi     :            Angiospermae
                        Kelas               :           Dicotyledoneae
                        Bangsa            :            Santales
                        Anak bangsa   :            Santalineae
                        Suku                :           Santalaceae
                        Marga              :           Santalum
                        Jenis                :            Santalum album Linn
Cendana merupakan pohon berukuran sedang yang selalu hijau, tinggi rata-rata mencapai 12-15 m, diameter cendana sekitar 20-35 cm dengan kulit batang berwarna putih keabu-abuan. Banyak pendapat lain menyatakan bahwa batang pohon cendana tegak dan bentuk bulat panjang dengan diameter rata-rata 40 cm serta cabang pohon cendana yang banyak, kulit batang kasar berwarna kelabu sampai coklat merah. Pohon cendana daun 4-8 cm, lebar 2-4 cm dan panjang tangkai daun 1-1,5 cm. Kedudukan daun berhadapan kadang-kadang berseling dan tidak mempunyai daun penumpu.
220px-Santalum_album_-_Köhler–s_Medizinal-Pflanzen-128.jpg
Gambar 1. Bagian-bagian tanaman cendanahttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-wOVnBjT4uy2SPI7X2NsdIf075vYhgqb9E2ogJWqj09U1q0VUj08O2MbdmG6jxgG7D60AYSg6TRr2czccnOnuSe53sGovT4SyzagXNfVISLVEWY9g9QmUEeWxR-KEsWzjbmr6HvRrn4Eb/s1600/cendana.JPG
Gambar 2. Pohon Cendana

Bunga majemuk tersusun dalam bentuk malai terdapat di ujung tangkai daun, kebanyakan bunga kecil, warna putih kehijau-hijauan sampai coklat kotor dan baunya sedap serta berkelamin dua. Buah merupakan tipe buah batu , bentuknya bulat berbiji satu dan berukuran sebesar kacang polong, garis tengah 3-8 mm, saat muda berwarna hijau dan apabila masak berwarna hitam keunguan.
Kulit buah tipis dan keras dengan 3 jalur dari atas sampai tengah. Biji berbentuk sederhana, tidak mempunyai rasa, mengandung endosperma yang berdaging , tanpa kulit biji. Sistem perakaran cendana adalah akar tunjang yang jelas dengan banyaknya akar-akar cabang yang kuat. Akar yang mudah mempunyai sedikit rambut akar. Akar cabang bentuknya panjang dan ramping , mempunyai kemampuan menjelajah tanah sejauh 30-40 m untuk mencapai inangnya.
Cendana adalah tanaman yng bersifat setengah parasit (hemi parasit), sehingga membutuhkan tanaman inang untuk memasok beberapa unsur hara yang digunakan untuk pertumbuhan. Unsur hara yang diambil dari inang adalah Nitrogen (N), pospor (P), kalium (K), dan Asam amino , sedangkan unsur kalium (Ca) diambil sendiri dari dalam alam.
Tumbuhan inang juga berfungsi sebagai peneduh ketika cendana masih dalam tingkat semai. Parasitisme cendana dengan inangnya terjadi melalui kontak akar. Parasitisme morfologi dapat dilihat dari adanya titik sambung akar. Kontak tersebut diawali engan terbentuknya haustorium yang tumbuh pada bulu-bulu akar cendana. Haustorium adalah modifiskasi akar cendana yang menempel pada akar tanaman inangnya dan digunakan sebagai alat untuk menyerap unsur hara dari tanaman inangnya.
Cendana dikelompokkan menjadi inang primer atau semi permanen dan inang sekunder atau permanen. Inang primer adalah inang yang diperlukan yang dapat diperlukan cendana pada tingkat awal pertumbuhan yaitu pembibitan. Jenis inang primer yang dapat digunakan antara lain: Kaliandra (Caliandra callothyrsus), Knomak (Cassia timorensis), Gude atau kacang turis (Cajanus cajan), Lamtor (Leucaena glauca), Cabe (Capsicum annum) dan Turi (Sesbama grandiflora). Inang sekunder adalah inang yang mendampingi cendana dalam waktu yang lama. Terdapat lebih dari 50 jenis tumbuhan yang dijadikan sebagai inang sekunder cendana. Seuatu tanaman dikatakan sebagai inang sekunder apabila tanaman tersebut membentuk formasi dengan cendana atau berada disekitar cendana. Tanaman inang sekunder yang cocok untuk cendana antara lain: Cemara laut (Casuarina equisntifolia L, ohar (Senna siamea), Akasia (Acasia spp), Petes merah (Acasia filosa) dan Kaliandra (Caliandra callothyrsus).
Anggota famili santalaceace itu berbunga cepat pada umur 3-5 tahun. Bunga cendana hermafrodit, berbentuk tabung, dan mempunyai 4-5 lidah yang terlepas satu dengan lainnya. Cendana santalum album tumbuh baik didaerah yang berudara dingin dan kering serta cukup intensitas sinar matahari. Selama pohon cendana tersebut tumbuh , produksi minyak berjalan terus pada bagian akar kayu teras. Pohon cendana akan tumbuh terus dan terhenti setelah berumur 60-80 tahun.
Tinggi pohon pada umur itu mencapai 20-25 m. Masa berbunga dan berbuah pohon cendana ini dipengaruhi oleh daerah tempat tumbuh. Pada uumnya usim berbunga mulai Desember – Januari, buah masak pada Maret - Juli. Dalam 1 kg terdapat 5000-8000 biji yang mengandung 60% minyak merah kehitaman yang kental. Minyak semakin kental jika terkena sinar matahari atau dipanaskan. Selain biji, daun juga menghasilkan minyak berwarna kuning pucat. 


C.     PENYULINGAN
Metode yang dilakukan dalam pengambilan minyak cendana adalah dengan metode penyulingan uap, bahan yang dipergunakan terdiri dari akar dan serpihan kayu cendana yang berasal campuran bagian kayu teras dari kayu gubal. Sebelum dilakukan penyulingan, kayu harus dirajang dengan mesin perajang yang terdiri dari pisau radial yang berputar. Kayu dicacah berulang-ulang sehingga menjadi serbuk kasar. Serbuk kayu diusahakan jangan terlalu halus dan pengisian kedalam ketel jangan terlalu padat sehingga uap mudah berpenetrasi ke dalam bahan.
Lama penyulingan biasanya sekitar 40-70 jam. Penyulingan dihentikan bila jumlah minyak yang tersuling diperkirakan telah hampir habis dan tidak menguntungkan secara ekonomis. Destilat ditampung di dalam labu pemisah minyak, dan bagian minyak akan memisah di bagian atas air. Biasanya air suling berwarna keruh, karena sejumlah kecil minyak yang terdispersi dalam air.
Minyak kasar yang dihasilkan, selanjutnya disimpan dalam labu dan didiamkan beberapa lama, sehingga kotoran atau serbuk kayu yang terdapat dalam minyak, terpisah dan mengapung di atas permukaan minyak, selanjutnya minyak tersebut disaring.
Penyulingan biasanya dilakukan pada tekanan uap sebesar 20-40 lb. Penyulingan pada tekanan uap tinggi dapat juga dilakukan untuk menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi, tetapi dengan lama penyulingan yang lebih singkat. Penggunaan tekanan tinggi, akan menaikkan suhu penyulingan, dan beberapa komponen minyak akan mengalami dekomposisi sehingga menghasilkan bau minyak yang kurang wangi.
Rendemen minyak yang dihasilkan bervariasi, yaitu bagian akar menghasilkan rrendemen paling tinggi dibandingkan dengan serpih batang. Rata-rata rendemen yang dihasilkan dari bagian akar berkisar antara 4,5-6,25%.

Gambar 3. Skema Penyulingan Minyak Cendana




D.    KOMPONEN KIMIA
Dari hasil penyulingan akan diperoleh minyak cendana berwarna hijau kekuningan sampai coklat. Komponen utama minyak cendana adalah santanol, suatu campuran alcohol sesquiterpene (C15H24O) dan santalol, dimana kadar santalol lebih besar. Secara umum komponen kimia minyak cendana adalah: Isovaleraldehyd, Santane, santenel, teresamtalol, nortrisiklo ekasantalol, santolene, dan santalene.
E.     PENCAMPURAN DAN PEMALSUAN
Beberapa macam bahan pencampur yang ditambahkan dalam jumlah tertentu tidak mempengaruhi sifat-sifat minyak. Bahan pemalsu minyak cendana yang dipergunakan terdiri dari minyak kayu cedar, kayu guaiac, minyak balsam kopaiba yang menaikkan putaran optik dan mengurangi bobot jenis serta kelarutan minyak cendana. Bahan pencampur dapat dipisahkan dengan cara penyulingan bertingkat dalam tekanan vakum, sehingga bahan pencampur yang memiliki titik didih rendah akan terpisah dari santalol. Akhir-akhir ini parafin putih digunakan sebagai bahan pencampur minyak cendana dan dapat dideteksi dengan uji oleoresin.
F.      KEGUNAAN MINYAK CENDANA

Khasiat kayu cendana adalah sebagai penurun demam (Antipiretik), pereda rasa nyeri  (analgesik), meredakan kolik angin dalam perut (karminatif), meningkatkan nafsu makan (stomakik), dan menambah kecepatan pembentukan urin (diuretik). Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas. Minyak cendana memiliki kemampuan pengikatan dan pencampuran yang baik. Oleh karena itu minyak cendana banyak digunakan pada industri parfum, kosmetik, dan perlatan mandi. Minyak cendana bersifat antiseptik dan antibakteri. Beberapa tetes minyak cendana dapat menenangkan penyakit bronkitis yang kronis. Di china, minyak cendana dapat digunakan untuk mecegah mual, muntah, dan sakit perut. Pemanfaatan lain pada beberapa produk pangan dan industri minuman. Jumlah yang diperbolehkan maksimal 0,001%.

Comments

  1. Thanks a bunch for sharing this with all of us you actually recognise what
    you're speaking approximately! Bookmarked. Please
    also talk over with my website =). We may have a hyperlink change arrangement among us

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Proses Sentrifugasi (Pemutaran) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar

Proses Sentrifugasi Stasiun pemutaran (Sentrifugasi) adalah stasiun lanjutan dari stasiun kristalisasi. Setelah masakan dingin proses selanjutnya adalah pemisahan, proses pemisahan ini dilakukan dengan gaya sentrifugal. Sentrifugal merupakan mesin pemutar yang digunakan untuk memisahkan kristal gula dari larutannya. Proses pemutaran bertujuan untuk memisahkan antara kristal gula dengan larutan yang melapisinya. Dalam pemisahan ini dapat menghasilkan diantaranya gula, larutan (klare atau stroop) dan tetes. Proses sentrifugasi (pemutaran) LGF A adalah proses pemisahan kristal gula A dan molasses A,  alat yang digunakan adalah sentrifugal LGF yang mempunyai kecepatan putar sekitar 2000 rpm,  sehingga dapat memisahkan gula A dan  A-molasses dengan gaya sentrifugal tersebut. LGF B digunakan untuk memisahkan hasil kristalisasi pada Pan B yang menghasilkan B-magma yang digunakan untuk bibit pada Pan A dan B-molases.  Proses pemutaran (sentrifugasi) pada akhir produksi, memisahk

Minyak goreng apa yang mempunyai titik beku terendah?

Minyak goreng yang mempunyai titik beku rendah bisa ditentukan dengan 2 hal yaitu Minyak goreng yang mempunyai Iodine Value (IV) tinggi dan Cloud Point (CP) rendah sehingga membeku pada suhu yang cukup rendah.  Untuk mendapatkan minyak dengan Iodine value tinggi dan Cloud point rendah diperlukan tahapan proses fraksinasi berkali-kali atau biasa disebut tahapan penyaringan yang dalam beberapa minyak goreng dengan kualitas bagus dilakukan dua kali penyaringan. Dua kali penyaringan ini dalam prosesnya yaitu: Tahapan penyaringan pertama dari minyak kelapa sawit yang dimurnikan menjadi minyak  crude palm oil (CPO), kemudian dilanjutkan tahapan penyaringan kedua yaitu proses refinery, pada proses refinery tahapan prosesnya yaitu:  1. Degumming yang berfungsi menghilangkan gum dari minyak CPO,  2. Bleaching, kandungan karoten yang tinggi dalam minyak sawit menyebabkan warna minyak sawit mentah (CPO) berwarna kemerahan, sehingga perlu dikurangi kadar karotennya sehingga minyak

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam struktur seluler yang disebut plastid, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat me