Skip to main content

Cara Membuat Biodiesel

Biodiesel adalah senyawa ester asam lemak yang dihasilkan dari proses transesterifikasi minyak (trigliserida) maupun esterifikasi asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau hewani dengan alkohol rantai pendek. Beberapa jenis minyak nabati dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan biodiesel misalnya adalah minyak jelantah, minyak jarak pagar, minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak katul/kulit padi, grude palm oil dan minyak biji karet.
bahan yang digunakan:
a. KOH 1 gram
b. Methanol 25 ml
c. Indicator PH
prosedur kerja:
a. minyak 80 gram dipanaskan 60*C
b. 1 gram katalis KOH dilarutkan dalam 25mL metanol
c. Setelah suhu 60*C, katalis KOH dan metanol dimasukkan kedalam reaktor  yang berisi minyak, selama satu jam disertai pengadukan
d. Setelah satu jam, masukkan larutan tersebut kedalam corong pisah
e. Cairan dalam corong pisah didiamkan selama 6-8 jam
f. Memisahkan biodiesel dari gliserol - biodiesel di atas
g. Tambahkan air suhu 60*C berulang kali dan pisahkan air dari biodiesel
h. Cek pH sampai pH netral
i. biodiesel dipanaskan 100*C untuk menguapkan air yang masih bercampur dengan biodiesel

Pada percobaan sintesis biodiesel dari minyak sawit yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan minyak sawit sebanyak 80 gram yang dipanaskan sampai suhu 60 ⁰ C, pemanasan dilakukan untuk memenuhi kondisi reaksi agar optimal. Dilain tempat kita harus menyiapkan KOH 1 gram kemudian dihaluskan dan dilarutkan dalam 25 ml methanol. Dalam sintesis biodiesel KOH berfungsi sebagai katalis yaitu mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Setelah minyak sait bersuhu 60⁰C larutan methanol dan KOH dimasukkan dalam reactor dan dilakukan pengadukan secara cepat karena semakin tinggi kecepatan pengadukan maka konversi reaksi akan semakin meningkat ( pada suhu yan sama ), karena dengan adanya pengadukan akan akan menambah frekuensi tumbukan anata molekul zat pereaksi dengan zat yang bereaksi makin baik sehingga mempercepat reaksi dan reaksi terjadi sempurna. Proses pencampuran dan pengadukan tersebut berlangsung selama 1 jam, setelah 1 jam campuran larutan tersebut dalam corong pisah agar biodiesel dan gliserol dapat terpisah. Prosesnya selama 6-8 jam. Kemudian terbentuk dua lapisan lapisan bawah berupa gliserol dan berwarna coklat. Gliserin berada pada lapisan bawah karena densitas gliserin lebih besar daripada metal ester. Gliserin sendiri merupakan produk samping proses pembuatan biodiesel yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat dijual dalam keadaan mentah. Sedangkan lapisan atas berupa metal ester (biodiesel) yang berwarna kuning. Setelah biodiesel dipisahkan dari gliserol, tambahkan air dengan suhu 60⁰C kedalam biodiesel dengan tujuan agar sisa gliserol, alcohol dan sisa-sisa katalis basa dan sabun larut dalam air. Pada praktikum kali ini proses penambahan air dilakukan hingga 8 kali, hal tersebut dilakukan agar PH dari biodiesel menjadi 6. Setelah proses pemisahan antar air dan biodiesel didapatkan, biodiesel dipanaskan sebentar pada suhu 100⁰C agar air yang bercampur dengan biodiesel menguap. Setelah itu biodiesel dapat diambil. Pada proses dimana metal ester (biodiesel) dipanaskan akan terjadi penguapan air dan sisa methanol yang tidak ikut bereaksi. Methanol dan air perlu dihilangkan untuk mencegah kerusakan pada mesin ketika proses pembakaran dalam mesin. Biodiesel yang baik memiliki PH netral (6-8). Ph yang terlalu asam atau basa bias menyebabkan kerusakan pada tangki bahan bakar mesin diesel. Kemudian metal ester (biodiesel) diukur densitas dan viskositasnya. Ketika diukur densitas didapatkan densitas 0,868 g/ml, nilai densitas pada kelompok kami sudah berada dalam range standar mutu biodiesel yaitu 0,85-0,89 g/ml. semakin tinggi konversi biodiesel maka densitas akan semakin rendah karena rantai karbon semakin rendah dan ikatan rangkap semakin sedikit. Nilai densitas dalam biodiesel sangat ditentukan oleh kemurnian komponen metal ester dalam biodiesel. Biodiesel yang menghasilkan massa jenis melebihi ketentuan akan menghasilkan reaksi pembakaran yang tidak sempurna. Sehingga akan meningkatkan emisi dan keausan mesin. Sedangkan viskositas dari biodiesel kelompok kami yaitu 4,624 mm2/s. Nilai tersebut berada dalam range viskositas SNI yaitu 2,3-6,0 mm2/s. Semakin tinggi konversi biodiesel maka viskositas yang dihasilkan akan semakin rendah, hal ini disebabkan semakin sedikit kadar asam lemak bebas dan tingginya kandungan asam lemak tidak jenuh yang masih berada pada biodiesel yang dihasilkan. Viskositas akan semakin turun ketika terjadi peningkatan nilai ketidakjenuhan dari biodiesel. Yield yang didapat dari biodiesel kami yaitu 69,17%.

Comments

Popular posts from this blog

Proses Sentrifugasi (Pemutaran) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar

Proses Sentrifugasi Stasiun pemutaran (Sentrifugasi) adalah stasiun lanjutan dari stasiun kristalisasi. Setelah masakan dingin proses selanjutnya adalah pemisahan, proses pemisahan ini dilakukan dengan gaya sentrifugal. Sentrifugal merupakan mesin pemutar yang digunakan untuk memisahkan kristal gula dari larutannya. Proses pemutaran bertujuan untuk memisahkan antara kristal gula dengan larutan yang melapisinya. Dalam pemisahan ini dapat menghasilkan diantaranya gula, larutan (klare atau stroop) dan tetes. Proses sentrifugasi (pemutaran) LGF A adalah proses pemisahan kristal gula A dan molasses A,  alat yang digunakan adalah sentrifugal LGF yang mempunyai kecepatan putar sekitar 2000 rpm,  sehingga dapat memisahkan gula A dan  A-molasses dengan gaya sentrifugal tersebut. LGF B digunakan untuk memisahkan hasil kristalisasi pada Pan B yang menghasilkan B-magma yang digunakan untuk bibit pada Pan A dan B-molases.  Proses pemutaran (sentrifugasi) pada akhir produksi, memisahk

Minyak goreng apa yang mempunyai titik beku terendah?

Minyak goreng yang mempunyai titik beku rendah bisa ditentukan dengan 2 hal yaitu Minyak goreng yang mempunyai Iodine Value (IV) tinggi dan Cloud Point (CP) rendah sehingga membeku pada suhu yang cukup rendah.  Untuk mendapatkan minyak dengan Iodine value tinggi dan Cloud point rendah diperlukan tahapan proses fraksinasi berkali-kali atau biasa disebut tahapan penyaringan yang dalam beberapa minyak goreng dengan kualitas bagus dilakukan dua kali penyaringan. Dua kali penyaringan ini dalam prosesnya yaitu: Tahapan penyaringan pertama dari minyak kelapa sawit yang dimurnikan menjadi minyak  crude palm oil (CPO), kemudian dilanjutkan tahapan penyaringan kedua yaitu proses refinery, pada proses refinery tahapan prosesnya yaitu:  1. Degumming yang berfungsi menghilangkan gum dari minyak CPO,  2. Bleaching, kandungan karoten yang tinggi dalam minyak sawit menyebabkan warna minyak sawit mentah (CPO) berwarna kemerahan, sehingga perlu dikurangi kadar karotennya sehingga minyak

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam struktur seluler yang disebut plastid, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat me