Limbah padat yang dihasilkan proses produksi adalah blotong, ampas, serta abu sisa pembakaran di stasiun yoshimine boiler. Ampas yang dihasilkan dari stasiun gilingan dimanfaatkan untuk keperluan bahan bakar boiler. Penggunaan ampas diluar proses produksi adalah sebagai bahan untuk pembuatan kertas saring pada analisa NPP. Walaupun demikian, pemanfaatan ampas tidak mampu menghabiskan ampas yang ada, sehingga PT. IGN membuat stasiun pengebalan ampas. Ampas yang telah dibal diangkut truk untuk dijual,untuk dimanfaatkan sebagai substrat tumbuhnya jamur merang.
Blotong yang merupakan limbah padat hasil penapisan Rottary Vacuum Filter, terdiri dari kotoran nira dicampur dengan bagacillo. Blotong hasil penapisan ini langsung ditampung di truk untuk diangkut ke tempat penampungan. Di PT. IGN Cepiring, blotong selain diolah sebagai pupuk, blotong juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri batu bata dan paving.
Blotong yang keluar masih mengandung air dan masih bersuhu cukup tinggi, berbentuk seperti tanah, merupakan serat tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira. Komposisi blotong terdiri dari sabut, wax dan fat kasar, protein kasar, gula, total abu, SiO2, CaO, P2O5 dan MgO. Komposisi ini berbeda prosentasenya dari satu PG dengan PG lainnya, tergantung pada pola produksi dan asal tebu.
Selama ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organik yang digunakan untuk produksi tebu di wilayah-wilayah tanam para petani tebu. Proses penggunaan pupuk organik ini tidak rumit. Setelah dijemur beberapa minggu/bulan untuk mengurangi suhu dan kandungan nitrogen yang berlebihan. Pupuk organik ini dapat langsung digunakan. Namun demikian, penggunaan pupuk organik sebagai starter juga masih dipertahankan. Selain blotong, PG juga menghasilkan limbah padat berupa abu boiler.
Penanganan debu hasil pembakaran ampas dilakukan dengan cara menangkap debu tersebut menggunakan dust collector yaitu wet atau dry scrubber sebelum keluar melalui cerobong ketel. Debu dan abu hasil pembakaran ampas ditanam bersama dalam tempat pembuangan akhir kemudian disiram air. Hal ini dilakukan agar debu dan abu tersebut aman terhadap lingkungan, menghindari kebakaran karena dikhawatirkan abu masih mengandung bara api yang latent.
Blotong yang merupakan limbah padat hasil penapisan Rottary Vacuum Filter, terdiri dari kotoran nira dicampur dengan bagacillo. Blotong hasil penapisan ini langsung ditampung di truk untuk diangkut ke tempat penampungan. Di PT. IGN Cepiring, blotong selain diolah sebagai pupuk, blotong juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri batu bata dan paving.
Blotong yang keluar masih mengandung air dan masih bersuhu cukup tinggi, berbentuk seperti tanah, merupakan serat tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira. Komposisi blotong terdiri dari sabut, wax dan fat kasar, protein kasar, gula, total abu, SiO2, CaO, P2O5 dan MgO. Komposisi ini berbeda prosentasenya dari satu PG dengan PG lainnya, tergantung pada pola produksi dan asal tebu.
Selama ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organik yang digunakan untuk produksi tebu di wilayah-wilayah tanam para petani tebu. Proses penggunaan pupuk organik ini tidak rumit. Setelah dijemur beberapa minggu/bulan untuk mengurangi suhu dan kandungan nitrogen yang berlebihan. Pupuk organik ini dapat langsung digunakan. Namun demikian, penggunaan pupuk organik sebagai starter juga masih dipertahankan. Selain blotong, PG juga menghasilkan limbah padat berupa abu boiler.
Penanganan debu hasil pembakaran ampas dilakukan dengan cara menangkap debu tersebut menggunakan dust collector yaitu wet atau dry scrubber sebelum keluar melalui cerobong ketel. Debu dan abu hasil pembakaran ampas ditanam bersama dalam tempat pembuangan akhir kemudian disiram air. Hal ini dilakukan agar debu dan abu tersebut aman terhadap lingkungan, menghindari kebakaran karena dikhawatirkan abu masih mengandung bara api yang latent.
Comments
Post a Comment