Skip to main content

Proses Pemurnian Nira pada Produksi Gula dari Tebu

PEMURNIAN NIRA

Pada stasiun pemurnian nira, nira dialirkan ke tangki, gas CO2 untuk menurunkan pH hingga 8,4 – 8,6 kemudian nira dipanaskan pada suhu 70 0C lalu disaring. Dalam hal ini, bahan yang digunakan adalah susu kapur. Fungsi bahan bahan tersebut adalah membantu proses pengendapan kotoran yang masih terdapat dalam nira, agar kualitas dari gula yang dihasilkan baik.

Prinsip dari pemurnian adalah memisahkan dan mengurangi zat zat bukan gula dari nira, sehingga nira dapat menjadi gula semua (gula dengan kemurnian yang tinggi). Proses pemurnian nira yang dilakukan di PT. IGN Cepiring adalah Single Defekasi, yaitu penambahan susu kapur hingga pH-nya menjadi 7.

Nira mentah dari stasiun penggilingan selanjutnya ditampung dalam screened juice tank, dan ditimbang dalam Boulogne recervoir setiap 25,3 kuintal. Pada Boulogne recervoir ini, nira mengalami penambahan asam pospat cair (H3PO4) yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada nira mentah sehingga pemisahan kotoran dari nira jernih lebih mudah.

Selanjutnya, nira dipompa menuju proses pemasakan pada juice heater I dimana suhunya mencapai 75-80˚C, kemudian masuk ke tanki defekator (liming tank). Defekator merupakan suatu bejana yang digunakan untuk mencampur nira dari pemanas I dengan susu kapur (Ca(OH)2). Pada tanki defekator ini nira mentah dicampur dengan susu kapur, sehingga diperoleh pH 8-9. Proses selanjutnya nira mengalami pemasakan kembali pada juice heater II dimana suhunya mencapai 105-110˚C, hal ini bertujuan untuk mempercepat pengendapan.

Nira yang bebas dari kapur kemudian masuk ke tanki Clarifier, dimana disini nira mengalami penambahan flokulan. Flokulan adalah zat yang dapat mengikat partikel-partikel kecil dalam cairan menjadi sekumpulan partikel yang lebih besar sehingga lebih mudah mengendap. Jenis flokulan yang digunakan adalah Super Floc A-100 dengan konsentrasi 3 ppm.

Tujuan dari penggunaan flokulan antara lain :
-    Memperoleh nira yang lebih jernih.
-    Mempercepat waktu pengendapan kotoran di bagian door clarifier.

Nira bersih selanjutnya masuk ke stasiun evaporasi, sedangkan endapan (kotoran) nira, ditampung dalam mud mixer bagase cyllo, untuk kemudian masuk RVF (Rotary Vacuum Filter) yang berfungsi untuk menyaring nira. Filtrat nira tapis yang masih memiliki kandungan gula yang tinggi yang kemudian akan dikembalikan ke dalam scale juice tank pada stasiun pemurnian untuk diproses kembali.

Selanjutnya, nira tapis yang dihasilkan, dikembalikan lagi ke Boulogne recervoir untuk mengalami proses pemurnian kembali. Endapan yang sudah tidak terdapat gula sebagai hasil dari RVF (Rotary Vacuum Filter) disebut dengan blotong. Blotong kemudian dibawa oleh belt conveyor menuju bak truk pengumpul blotong.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam stru...

Proses Pembuatan Margarin: Panduan Lengkap untuk Menghasilkan Margarin Berkualitas Tinggi

Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar kata margarin? Bahan Makanan, margarin dalam kegiatan sehari-hari digunakan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki tekstur dan menambah cita rasa makanan. Margarin dapat diaplikasikan pada pemanggangan roti, pembuatan kue kering, biskuit, pound cakes dan pastry. Awal mula, margarin ditemukan oleh seorang kimiawi Perancis yang bernama Hyppolyte Mege Mourics pada tahun 1869 pada pemerintahan kaisar Napoleon III. Margarin mengalami banyak perkembangan pada akhir abad ke-19, margarin dibuat dari lemak sapi  atau babi dimana ditambahkan lemak kacang tanah untuk mempercepat ”melting point” pada saat percampuran. Pada awal tahun 1900, margarin dibuat dari 100% minyak nabati yang biasanya diperoleh dari minyak kelapa, minyak sawit, dll. Pada tahun 1930, pembuatan margarin dilakukan dengan proses hidrogenasi.                                  ...

Ternyata Asam sulfat Bisa Jadi Produk Food Grade Ketika Direaksikan dengan Batuan Fosfat

 Asam sulfat, atau sering disebut dengan sulfuric acid, merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat. Biasanya, asam sulfat digunakan dalam industri kimia, seperti pembuatan pupuk, baterai, dan deterjen. Namun, tahukah Anda bahwa asam sulfat juga bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi asam fosfat food grade? Asam fosfat, atau fosforik acid, merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam industri makanan dan minuman. Biasanya, asam fosfat digunakan sebagai bahan pengasam atau penstabil dalam produk makanan dan minuman, seperti minuman ringan, saus, dan produk olahan daging. Proses konversi asam sulfat menjadi asam fosfat food grade dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah melarutkan asam sulfat dalam air untuk membentuk asam sulfat encer. Kemudian, asam sulfat encer tersebut direaksikan dengan fosfat alami, seperti fosfat batu atau fosfat alam lainnya. Reaksi antara asam sulfat dan fosfat ini menghasilkan asam fosfat, serta men...