Skip to main content

Proses Evaporasi (Penguapan) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar


Proses Evaporasi (Penguapan)

Tujuan dari penguapan adalah untuk menguapkan sejumlah air yang terkandung dalam nira encer dengan cara dipanaskan dan pada keadaan vakum sehingga di dapat 65% brix. Nira yang masuk badan evaporator telah dipanaskan dahulu pada juice heater II dengan suhu berkisar 105-110°C.
Sehingga kerja dari badan penguapan untuk menguapkan air tidak terlalu berat. Proses penguapan di PT. IGN menggunakan quadruple evaporator. Penggunaan quadruple evaporator dipertimbangkan untuk menghemat penggunaan uap.

Proses penguapan pada evaporator adalah nira dari juice heater II dialirkan ke badan evaporator I. Evaporator I bekerja pada suhu maksimal 110-120°C dengan tekanan 0,5 kg/cm², akan tetapi tekanan ini dapat berubah-ubah tergantung dari uap panas yang digunakan yang berasal dari uap bekas. Jika uap bekas yang ada rendah atau kurang mencukupi maka dapat ditambahkan dari uap baru dari ketel tekanan rendah.

Pada badan evaporator II, bahan panas yang digunakan berasal dari uap nira yang dihasilkan dari evaporator I. Hal ini terus dilakukan ke badan evaporator selanjutnya dan sampai badan yang terakhir. Badan evaporator II bekerja pada suhu 100-110°C dengan tekanan 0,2 kg/cm², sedangkan badan evaporator III dan IV bekerja pada suhu masing-masing 70-80°C dan 60-70°C dengan tekanan vakum. Masing-masing badan evaporator dihubungkan dengan kondensor yang berfungsi sebagai tempat terjadinya pengembunan yang memungkinkan terbentuknya ruang vakum pada masing-masing evaporator dengan maksud agar pemanasan pada badan evaporator tidak mengalami pemanasan berlebih.

Semakin ke belakang (ke badan evaporator selanjutnya) temperatur yang dihasilkan akan semakin besar yang menyebabkan tekanan vakum semakin kecil, hal ini untuk menurunkan titik didih nira dan penghematan penggunaan energi serta mempermudah nira mengalir dari badan satu ke badan berikutnya.

Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar antara zat-zat. Untuk industri gula maka titik didih normal air 100 oC, sedang padatan gula praktis tidak bisa menguap. Jadi dengan penguapan air dan gula tidak menguap maka diperoleh sisa makin pekat.

PT. IGN mempunyai badan evaporator berjumlah 5 buah, namun hanya digunakan 4 buah evaporator. Hal tersebut dikarenakan salah satu badan evaporator dirawat secara berkala. Perawatan setiap badan evaporator berlangsung selama 3 hari. Perawatan dilakukan dengan cara direndam dengan soda api dan dipanaskan kemudian pipa-pipa calandria discrub. Perawatan tersebut dimaksudkan untuk membersihkan kerak pada badan evaporator, jika kerak-kerak tersebut tidak dibersihkan secara berkala maka dapat mengakibatkan peledakan badan evaporator karena adanya penumpukan kerak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan antara lain:

-    Titik Didih
Dengan adanya kenaikan temperatur akan semakin cepat dalam mencapai titik didihnya.

-    Luas Permukaan Cairan
Semakin luas permukaan cairan maka lebih banyak molekul yang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan cairan.

-    Besar Kecilnya Tekanan
Makin rendah tekanan makin rendah titik didihnya. Untuk mencapai tiik didih yang terlalu tinggi maka tekanan permukaan cairan harus lebih rendah dari 1 atm. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat kondisi vakum.

Comments

  1. Hello there! This is my first visit to your blog!
    We are a collection of volunteers and starting a new initiative in a community
    in the same niche. Your blog provided us valuable information to work on.
    You have done a outstanding job!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam stru...

Proses Pembuatan Margarin: Panduan Lengkap untuk Menghasilkan Margarin Berkualitas Tinggi

Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar kata margarin? Bahan Makanan, margarin dalam kegiatan sehari-hari digunakan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki tekstur dan menambah cita rasa makanan. Margarin dapat diaplikasikan pada pemanggangan roti, pembuatan kue kering, biskuit, pound cakes dan pastry. Awal mula, margarin ditemukan oleh seorang kimiawi Perancis yang bernama Hyppolyte Mege Mourics pada tahun 1869 pada pemerintahan kaisar Napoleon III. Margarin mengalami banyak perkembangan pada akhir abad ke-19, margarin dibuat dari lemak sapi  atau babi dimana ditambahkan lemak kacang tanah untuk mempercepat ”melting point” pada saat percampuran. Pada awal tahun 1900, margarin dibuat dari 100% minyak nabati yang biasanya diperoleh dari minyak kelapa, minyak sawit, dll. Pada tahun 1930, pembuatan margarin dilakukan dengan proses hidrogenasi.                                  ...

Ternyata Asam sulfat Bisa Jadi Produk Food Grade Ketika Direaksikan dengan Batuan Fosfat

 Asam sulfat, atau sering disebut dengan sulfuric acid, merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat. Biasanya, asam sulfat digunakan dalam industri kimia, seperti pembuatan pupuk, baterai, dan deterjen. Namun, tahukah Anda bahwa asam sulfat juga bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi asam fosfat food grade? Asam fosfat, atau fosforik acid, merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam industri makanan dan minuman. Biasanya, asam fosfat digunakan sebagai bahan pengasam atau penstabil dalam produk makanan dan minuman, seperti minuman ringan, saus, dan produk olahan daging. Proses konversi asam sulfat menjadi asam fosfat food grade dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah melarutkan asam sulfat dalam air untuk membentuk asam sulfat encer. Kemudian, asam sulfat encer tersebut direaksikan dengan fosfat alami, seperti fosfat batu atau fosfat alam lainnya. Reaksi antara asam sulfat dan fosfat ini menghasilkan asam fosfat, serta men...