1. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi)
Adsorpsi ini bersifat spesifik dan terjadi karena adanya ikatan kimia antara adsorben dengan zat yang teradsorpsi (adsorbat).
Pada adsorpsi kimia hanya satu lapisan(monolayer)yang terjadi dan biasanya terjadi pada suhu tinggi. Besarnya energi adsorpsi kimia ±100 kj/mol.
Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit untuk dilepaskan kembali (irreversibel).
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pelepasan kembali molekul yang terikat di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil (Alberty, 1997).
2. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)
Adsorpsi ini tidak spesifik dan terjadi akibat adanya perbedaan energi atau gaya tarik bermuatan listrik (gaya Van Der Waals).
Pada jenis adsorpsi fisika ini, terjadi beberapa lapisan (multilayer) dan terjadi pada suhu rendah.
Besarnya energi adsorpsi fisika ±10 kj/mol. Molekul-molekul yang di adsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga mudah untukdigantidenganmolekul yang lain.
Adsorpsi fisika didasarkan pada gaya Van Der Waals, dandapatterjadipadapermukaan yang polar dan non polar.
Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion.
Permukaan padatan dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran ion. Oleh karena itu, ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat bertukar tempat dengan ion-ion adsorbat.
Mekanisme pertukaran ini merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisisorpsi, karena adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya pertukaran ion (Atkins, 1990).
Adsorpsi ini bersifat spesifik dan terjadi karena adanya ikatan kimia antara adsorben dengan zat yang teradsorpsi (adsorbat).
Pada adsorpsi kimia hanya satu lapisan(monolayer)yang terjadi dan biasanya terjadi pada suhu tinggi. Besarnya energi adsorpsi kimia ±100 kj/mol.
Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit untuk dilepaskan kembali (irreversibel).
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pelepasan kembali molekul yang terikat di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil (Alberty, 1997).
2. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)
Adsorpsi ini tidak spesifik dan terjadi akibat adanya perbedaan energi atau gaya tarik bermuatan listrik (gaya Van Der Waals).
Pada jenis adsorpsi fisika ini, terjadi beberapa lapisan (multilayer) dan terjadi pada suhu rendah.
Besarnya energi adsorpsi fisika ±10 kj/mol. Molekul-molekul yang di adsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat (reversibel), sehingga mudah untukdigantidenganmolekul yang lain.
Adsorpsi fisika didasarkan pada gaya Van Der Waals, dandapatterjadipadapermukaan yang polar dan non polar.
Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion.
Permukaan padatan dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran ion. Oleh karena itu, ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat bertukar tempat dengan ion-ion adsorbat.
Mekanisme pertukaran ini merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisisorpsi, karena adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya pertukaran ion (Atkins, 1990).
Comments
Post a Comment