Skip to main content

Minyak Kapulaga

Minyak Kapulaga

Image result for gambar kapulaga

Minyak kapulaga disebut juga dengan cardamom oil atau minyak kapol
Minyak ini dihasilkan oleh tanaman Elettaria cardamomum
Tanaman kapulaga diduga berasal dari Pantai Malabar dan pertama kali digunakan di India
Minyak kapulaga dapat diambil menggunakan metode penyulingan

Tanaman Kapulaga

Tanaman kapulaga yang diusahakan secara komersil adalah Elettaria cardamomum yang terdapat 2 varietas, yaitu varietas minuscula dan varietas Elletaria mayor
Tanaman kapulaga yang diusahakan di Indonesia adalah Amomum cardomomum
Tanaman ini dapat tumbuh di daerah pegunungan
Tanaman kapulaga dibiakkan dengan menggunakan tunas
Kriteria biji yang siap dipanen adalah biji yang telah berumur dua bulan dan berwarna putih
Setelah dipanen biji kapulaga dijemur dengan berbagai metode sehingga menghasilkan biji kapulaga dengan bermacam-macam kualitas

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Minyak dalam Biji Kapulaga

Biji yang akan disuling sebaiknya masih tertutup oleh kulit biji, karena biji kapulaga yang telah dikupas, menghasilkan rendemen minyak yang lebih rendah
Minyak atsiri yang menguap pada biji berkulit dalam penyimpanan selama 8 bulan jumlahnya relatif sedikit
Kehilangan minyak dari biji yang dikupas sekitar 30% dalam penyimpanan selama 8 bulan
Biji kapulaga hijau menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi dibandingkan dengan biji kapulaga yang dipucatkan

Komposisi Kimia Minyak Kapulaga

Persenyawaan yang mennyusun minyak kapulaga adalah sabinene, terpinene, 1-terpene-4 ol
Residu berupa padatan yang mencair pada suhu 50o – 61oC
Selain mengandung persenyawaan di atas, minyak kapulaga juga mengandung persenyawaan d-borneol dan d-camphor

Manfaat Minyak Kapulaga

Minyak kapulaga dan biji kapulaga dapat dipergunakan sebagai bumbu (flavoring agent) dalam berbagai bahan pangan, yaitu roti, kue, kembang gula, sosis, acar, hingga minuman keras
Disamping itu minyak kapulaga juga digunakan dala industri farmasi

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam struktur seluler yang disebut plastid, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat me

Proses Sentrifugasi (Pemutaran) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar

Proses Sentrifugasi Stasiun pemutaran (Sentrifugasi) adalah stasiun lanjutan dari stasiun kristalisasi. Setelah masakan dingin proses selanjutnya adalah pemisahan, proses pemisahan ini dilakukan dengan gaya sentrifugal. Sentrifugal merupakan mesin pemutar yang digunakan untuk memisahkan kristal gula dari larutannya. Proses pemutaran bertujuan untuk memisahkan antara kristal gula dengan larutan yang melapisinya. Dalam pemisahan ini dapat menghasilkan diantaranya gula, larutan (klare atau stroop) dan tetes. Proses sentrifugasi (pemutaran) LGF A adalah proses pemisahan kristal gula A dan molasses A,  alat yang digunakan adalah sentrifugal LGF yang mempunyai kecepatan putar sekitar 2000 rpm,  sehingga dapat memisahkan gula A dan  A-molasses dengan gaya sentrifugal tersebut. LGF B digunakan untuk memisahkan hasil kristalisasi pada Pan B yang menghasilkan B-magma yang digunakan untuk bibit pada Pan A dan B-molases.  Proses pemutaran (sentrifugasi) pada akhir produksi, memisahk

Minyak goreng apa yang mempunyai titik beku terendah?

Minyak goreng yang mempunyai titik beku rendah bisa ditentukan dengan 2 hal yaitu Minyak goreng yang mempunyai Iodine Value (IV) tinggi dan Cloud Point (CP) rendah sehingga membeku pada suhu yang cukup rendah.  Untuk mendapatkan minyak dengan Iodine value tinggi dan Cloud point rendah diperlukan tahapan proses fraksinasi berkali-kali atau biasa disebut tahapan penyaringan yang dalam beberapa minyak goreng dengan kualitas bagus dilakukan dua kali penyaringan. Dua kali penyaringan ini dalam prosesnya yaitu: Tahapan penyaringan pertama dari minyak kelapa sawit yang dimurnikan menjadi minyak  crude palm oil (CPO), kemudian dilanjutkan tahapan penyaringan kedua yaitu proses refinery, pada proses refinery tahapan prosesnya yaitu:  1. Degumming yang berfungsi menghilangkan gum dari minyak CPO,  2. Bleaching, kandungan karoten yang tinggi dalam minyak sawit menyebabkan warna minyak sawit mentah (CPO) berwarna kemerahan, sehingga perlu dikurangi kadar karotennya sehingga minyak