Skip to main content

Evaporasi



Evaporasi merupakan suatu proses operasi pendidihan yang khusus dan mempunyai tujuan untuk memperoleh larutan pekat dari suatu larutan encer dengan jalan pendidihan dan penguapan. Larutan yang sering dijumpai terdiri dari zat terlarut yang tidak menguap termasuk air. Proses evaporasi dilaksanakan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga akan didapatkan larutan yang pekat dengan konsentrasi yang tinggi.

Evaporasi berbeda dengan proses distilasi karena uap yang dihasilkan merupakan komponen yang tunggal, pada proses evaporasi tidak ada usaha untuk memisahkan menjadi beberapa fraksi, sedang pada proses distilasi biasanya terdiri dari campuran biner dan diusahakan untuk dipisahkan.

Hal-hal yang mempengaruhi proses evaporasi antara lain pembentukan kerak, peka terhadap suhu, karakteristik bahan baku, bahan konstruksi, konsentrasi dan pembentukan busa.
a.       Kerak
Ada beberapa macam larutan yang menyebabkan pembentukan kerak pada permukaan pipa pemanas sehingga akan menghambat perpindahan panas dari steam ke larutan. Apabila kerak itu keras dan tidak dapat larut pembersihan menjadi sulit dan akan memakan biaya.
b.       Peka terhadap suhu
Beberapa macam larutan atau bahan kimia bila dipanaskan pada suhu sedang dan dalam waktu singkat akan rusak. Untuk itu diperlukan teknik yang khusus di dalam menguapkan larutan peka tersebut dan mempersingkat waktu penguapan. Misal dengan membuat vacum pada proses evaporasi.
c.       Karakteristik larutan baku
Karakteristik larutan awal ini sangat berpengaruh pada proses evaporasi. Antara lain kalor spesifik, konsentrasi, titik beku, bahaya racun, radioaktivitas dll.
d.       Bahan konstruksi
Bahan konstruksi untuk peralatan evaporasi sangat menentukan terutama untuk larutan baku yang mempunyai karakteristik khusus.
e.       Konsentrasi
Konsentrasi ini juga sangat berpengaruh pada operasi terutama tentang titik didih larutan tersebut.
f.        Pembentukan Busa
Ada beberapa bahan tertentu jika diuapkan akan membentuk busa. Busa yang stabil akan ikut keluar bersana uap sehingga banyak bahan yang tidak dapat dimanfaatkan karena terbuang.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam stru...

Proses Pembuatan Margarin: Panduan Lengkap untuk Menghasilkan Margarin Berkualitas Tinggi

Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar kata margarin? Bahan Makanan, margarin dalam kegiatan sehari-hari digunakan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki tekstur dan menambah cita rasa makanan. Margarin dapat diaplikasikan pada pemanggangan roti, pembuatan kue kering, biskuit, pound cakes dan pastry. Awal mula, margarin ditemukan oleh seorang kimiawi Perancis yang bernama Hyppolyte Mege Mourics pada tahun 1869 pada pemerintahan kaisar Napoleon III. Margarin mengalami banyak perkembangan pada akhir abad ke-19, margarin dibuat dari lemak sapi  atau babi dimana ditambahkan lemak kacang tanah untuk mempercepat ”melting point” pada saat percampuran. Pada awal tahun 1900, margarin dibuat dari 100% minyak nabati yang biasanya diperoleh dari minyak kelapa, minyak sawit, dll. Pada tahun 1930, pembuatan margarin dilakukan dengan proses hidrogenasi.                                  ...

Ternyata Asam sulfat Bisa Jadi Produk Food Grade Ketika Direaksikan dengan Batuan Fosfat

 Asam sulfat, atau sering disebut dengan sulfuric acid, merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat. Biasanya, asam sulfat digunakan dalam industri kimia, seperti pembuatan pupuk, baterai, dan deterjen. Namun, tahukah Anda bahwa asam sulfat juga bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi asam fosfat food grade? Asam fosfat, atau fosforik acid, merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam industri makanan dan minuman. Biasanya, asam fosfat digunakan sebagai bahan pengasam atau penstabil dalam produk makanan dan minuman, seperti minuman ringan, saus, dan produk olahan daging. Proses konversi asam sulfat menjadi asam fosfat food grade dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah melarutkan asam sulfat dalam air untuk membentuk asam sulfat encer. Kemudian, asam sulfat encer tersebut direaksikan dengan fosfat alami, seperti fosfat batu atau fosfat alam lainnya. Reaksi antara asam sulfat dan fosfat ini menghasilkan asam fosfat, serta men...