Tanaman
nilam (Pogostemon Cablin Benth) termasuk tanaman penghasil minyak atsiri yang
memberikan kontribusi penting dalam dunia farmasi, terutama untuk industri
parfum dan aroma terapi. Tanaman nilam berasal dari daerah tropis Asia Tenggara
terutama Indonesia dan Filipina, serta India, Amerika Selatan dan China.
Nilam
(Pogostemon sp.) termasuk famili Labiateae, ordo Lamiales, klas Angiospermae
dan devisi Spermatophyta. Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak
tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Dalam
perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak patchouli
(dari bahasa
Tamil patchai (hijau) dan ellai (daun),
karena minyaknya disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal 'berat' dan
'kuat' dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk
yang tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.
Di
Indonesia terdapat tiga jenis nilam yang dapat dibedakan antara lain dari kandungan
dan kualitas minyak. Beberapa jenis tanaman nilam, yaitu :
-
Pogostemon
Cablin Benth disebut nilam Aceh, memiliki ciri-ciri jarang
berbunga dan kandungan minyak tinggi dengan kadar 2,5 – 5 %.
-
Pogostemon Heynecnus Benth disebut
nilam Jawa atau nilam hutan karena banyak tumbuh liar di hutan
Pulau Jawa. Dengan ciri-ciri dapat berbunga, daunnya
tipis-menerawang, dengan kadar minyak yang rendah 0,5 -1,5 %.
-
Pogostemon Hortensis Backer Ben. dikenal dengan Nilam Jawa atau Nilam Sabun. Jenis ini hanya tumbuh di daerah Banten, bentuknya mirip dengan Nilam Jawa. Memiliki ciri-ciri tidak berbunga, daunnya bisa untuk mencuci tangan dan pakaian, tanamannya perdu, tinggi mencapai 1,2 meter, kadar minyaknya rendah yaitu berkisar antara 0,5 – 1,5 %.
Nilam
jawa Nilam
aceh
Gambar
1. Tanaman Nilam aceh dan Nilam jawa
Di antara ketiga jenis nilam, yang
paling luas penyebarannya dan banyak dibudidayakan yaitu nilam Aceh, karena
kadar minyak dan kualitas minyaknya lebih tinggi dari kedua jenis yang lainnya.
Nilam Aceh
merupakan tanaman yang diperkirakan berasal dari Filipina atau
Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia lebih seabad yang lalu. Setelah
sekian lama berkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan terjadi
perubahan-perubahan dari sifat asalnya. Nilam
Aceh mempunyai 3 varietas yang unggul yaitu
Tapak Tuan, Lhokseumawe
dan Sidikalang. Bentuk
dari ketiga varietas tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2. Tanaman Nilam
Aceh Varietas Lhokseumawe
Gambar 3. Tanaman Nilam Aceh Varietas Tapak Tuan
Gambar 4. Tanaman Nilam
Aceh Varietas Sidikalang
Ketiga jenis
nilam tersebut juga memiliki keunggulam masing-masing. Tapak Tuan memiliki
produksi dan kadar patchouli alkohol tinggi. Lhokseumawe memiliki kadar minyak
tinggi. Sedangkan jenis Sidikalang toleran terhadap penyakit layu bakteri dan
nematoda. Seperti yang tercantum pada tabel 1 dan 2 dibawah ini.
Tabel 1. Produksi Terna Kering, Kadar Minyak, Produksi Minyak dan Kadar Patchouli alcohol
Tabel 2. Ciri Varietas Nilam
I.
Pembahasan
A.
Syarat Tumbuh
Tanaman nilam
dapat tumbuh
di dataran rendah maupun
tinggi dengan
ketinggian 10 – 400 m dpl. Menghendaki tanah yang subur, cukup humus, dan
mengandung bahan organic akan memberikan hasil yang paling baik. Memerlukan
penyinaran matahari yang cukup. Curah hujan yang dikehedaki berkisar 2.500 -
3.500 mm/tahun, dengan suhu 24 – 28 °C.
B.
Cara Bercocok
Tanam
1.
Jarak tanam
·
Dataran rendah yang tanahnya subur jarak
tanam 100
x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi jarak tanam 50 x 100 cm
·
Pada tanah liparit
jarak tanamnya 75 x 75 cm.
·
Pada tanah
berbukit dengan jarak tanam 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm
2. Pemupukan
·
Pupuk organic
(pupuk kandang, kompos ataiu pupuk hijau) yang cukup masak.
·
Pupuk anorganik
(urea, TSP, KCL) dengan dosis 150 Kg Urea, 50 kg TSP dan 80 kg KCL.
·
1 bulan setelah tanaman
pupuk urea, TSP, KCL diberikan ¼ dosis, sedangkan sisanya ¾ dosis dilakukan
setelah panen I dan II (masing-masing setengah dosisi yang tersisa).
3.
Penanaman
Dilakukan pada
awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam terlebih dahulu dibuat lubang tanam dengan
mencangkul lubang yang kedalamannya 10 cm dengan memperhatikan agar bibit
berdiri dengan sempurna.
4. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Dilakukan pada
tanaman yang mati, kurang normal atau tertekan pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan
satu bulan setelah tanam.
b.
Penyiangan
Setelah tanaman
berumur 2 bulan, tanaman akan mencapai 20-30 cm dan telah bercabang. Pada saat
ini perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara
periodik yaitu setelah 3 bulan sekali.
c. Pemangkasan
Setelah tanaman
berumur 3 bulan, tanaman nilam tumbuh dengan sempurna telah membentuk perdu
yang rimbun dan cabang-cabang telah mencapai panjang 30 cm yang menyebabkan
setiap cabang saling bertautan dan menutupi. Dalam keadaan demikian dilakukan
pemangkasan dan penjarangan.
Penjarangan dengan mencabut tanaman yang jaraknya
terlalu rapat. Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan menutupi cabang lainnya,
yaitu pada cabang dari tingkat tiga ke atas. Untuk mempercepat tumbuhnya tunas
baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan satu cabang saja yang tumbuh.
5.
Panen
Tanaman dianggap matang dan siap panen kalau sudah
berumur 5-8 bulan. Bagian yang dipanen, cabang dari tingkat dua ke atas,
sekitar 20 cm di atas tanah. Biasanya disisakan satu cabang di tingkat pertama
untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru. Tiga bulan kemudian cabang dan anakan
baru dipanen kedua kalinya. Periode panen berikutnya setiap selang 3 bulan.
Bila tanaman bagus, hasil panen dapat mencapai 3,5 – 4 ton daun nilam kering.
Pemanenan daun nilam sebaiknya dilakukan pagi hari
atau menjelang petang, dan ketika musim kering dengan menggunakan sabit,
gunting atau parang tajam. Tujuannya agar daun tetap mengandung minyak atsiri
tinggi (2,5-5%). Pemetikan siang hari membuat daun tetap kurang elastis dan
mudah robek, adanya transpirasi (penguapan air) daun lebih cepat sehingga kadar
minyak atsirinya berkurang.
C.
Pengolahan
Tanaman Nilam
Sebagai komoditi
penghasil minyak atsiri, Nilam (Pogostemon cablin Benth) menjadi tanaman yang
sangat penting, karena sebagian besar minyak nilam dunia dihasilkan dari
Indonesia. Permasalahan yang dihadapi pertanaman nilam di beberapa daerah
adalah masih rendahnya kualitas minyak atsiri. Dikenal dengan dua tahap
penyulingan yaitu tahap pra penyulingan dan tahap penyulingan. Masing-masing
tahapan penyulingan agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Tahap pra
penyulingan
Tahap ini
terdiri dari dua langkah kegiatan yaitu pelayuan dan pengeringan. Nilam yang
sudah dipanen dipotong-potong 3-5 cm, kemudian dilakukan pelayuan dengan menjemur
di bawah sinar matahari selama empat jam (pukul 10.00 - 14.00). Pelayuan jangan
dilakukan secara cepat karena menyebabkan daun menjadi rapuh dan sulit untuk
disuling. Setelah itu diangin-anginkan di atas para-para yang teduh, sambil
dibolak-balik 2-3 kali selama 3 – 4 hari. Sedangkan pada tahap pengeringan yang
perlu diperhatikan adalah pengeringan tidak boleh terlalu cepat atau terlalu
lambat. Pengeringan yang terlalu cepat membuat daun rapuh dan sulit disuling.
Pengeringan yang lambat, daun menjadi lembab dan muda ditumbuhi jamur.
Akibatnya rendeman atau mutu minyak yang dihasilkan menurun / rendah.
2.
Tahap penyulingan
·
Penyulingan dengan air (water destillation)
Ini merupakan cara yang paling sederhana
karena daun nilam yang akan disuling dimasukkan kedalam drum kemudian
ditambahkan air dan dipanaskan, kemudian uap yang terjadi dialirkan melalui
kondensor dan minyak nilam yang terjadi ditampung dalam tempat penampung atau
botol. Penyulingan ini jarang dilakukan karena minyak nilam yang diperoleh
mutunya rendah dan rendemennya juga rendah. 1-2%
·
Penyulingan dengan air dan uap (water and steam
distillation)
Metode ini banyak dilakukan oleh petani
nilam di Sumatera Utara dan Aceh denagn kapasitas bahan (daun nilam) 35 kg.
Daun nilam yang akan disuling ditempatkan didalam tempat atau drum penyuling
dan tidak dicampur dengan air, namun air tersebut dipanaskan dalam boiler dan
uap yang terjadi dialirkan kedalam drum penyaringan, kemudian uap yang terjadi
dari penyulingan dialirkan melalui kondensor, cara ini biasa disebut dengan
pengukusan. Waktu penyulingan sekitar 5 jam, menghasilkan rendemen minyak nilam
2,5-3,0% dan mutunya cukup bagus.
·
Penyulingan dengan uap (steam distillation)
Cara penyulingan imni biasanya dilakukan
oleh pabrik penyulingan dengan kapasitas yang besar yaitu 250 kg, caranya
adalah mengalirkan uap dari tabung uap ketumpukkan daun nilam pada tabung
destilasidimana tabung uap dan tabung destilasi tempatnya terpisah. Rendemen
minyak nilam yang dihasilkan sekitar 2-2,5%.
D.
Komponen pada Minyak Nilam
Pada dasarnya
semua bagian tanaman nilam, dari akar, batang, cabang, dan daun, mengandung
minyak terbang. Tapi umumnya mutu rendemen dari akar dan batang nilam lebih
rendah dari pada daunnya. Demi kelangsungan hidup tanaman, yang lazim dipanen
yaitu daunnya. Di pasar
intemasional minyak nilam dikenal dengan nama "Patchouli oil". Hasil
tanaman nilam adalah minyak yang didapat dengan cara menyuling batang dan
daunnya, belum ada senyawa sintetis yang mampu menggantikan peran minyak nilam
dalam industri parfum dan kosmetika.
Komponen
minyak nilam terdiri
dari komponen utama
yaitu Patchouli alcohol
yang merupakan senyawa sesquiterpene dan beberapa
komponen kecil seperti patchoulene, azulene, eugenol, benzaldehide, sinamaldehide, keton
dan senyawa sesquiterpene
lain. Aroma yang
khas pada minyak
nilam disebabkan karena minyak nilam tersusun dari
campuran persenyawaan terpen
dengan alkohol-alkohol. Minyak
nilam mengandung lebih
dari 30 jenis
komponen kimia, diantaranya adalah 4 hydrocarbon monoterpene,
9 hydrocarbon sesquiterpene, 2 oxygenated monoterpene, 4 epoksi, 5
sesquiterpene alcohol, 1
non sesquiterpene alcohol,
2 sesquiterpene keton
dan 3 sesquiterpene ketoalcohol.
Minyak nilam yang baik umumnya memiliki
kadar PA di atas 30%, berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan
sulit dihilangkan. Untuk konsentrasi komponen penyusun
minyak nilam rakyat dan penelitian yang diperoleh setiap jam penyulingan,
bahwa komponen Patchouli
alcohol yang tertinggi berada
pada jam ke
lima dan yang
terendah berada pada
jam pertama. Hal tersebut terjadi karena diperkirakan pada
jam pertama minyak yang mengandung komponen-komponen ringan
(bobot molekul kecil)
terlebih dahulu keluar
dan berikutnya dilanjutkan dengan
komponen-komponen berat (bobot
molekul besar) yang merupakan golongan sesquiterpene dengan
berat molekul yang tinggi.
Tabel 3. Syarat Mutu Minyak Nilam Berdasarkan SNI
06-2385-1006 tentang Minyak Nilam.
E.
Manfaat Minyak Nilam
1.
Di India daun
kering nilam digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani. Bahkan air
rebusan atau jus daun nilam dapat diminum sebagai obat batuk dan asma. Remasan
akarnya untuk obat rematik, dengan cara dioleskan pada bagian yang sakit.
Bahkan juga manjur untuk obat bisul dan sakit kepala.
2.
Dalam pengobatan
tradisional India yang lebih dikenal dangan ayurveda, minyak nilam digunakan
untuk penawar racun apabila digigit ular dan serangga. Minyak nilam murni
(100%) dapat diteteskan pada kapas dan diusapkan pada bagian yang digigit ular
cobra, dapat menetralisir racun/bisa ular sebagai pertolongan pertama.
3.
Dalam perawatan
kulit, minyak nilam dapat digunakan untuk mengobati jerawat, gangguan kulit,
eksim, infeksi jamur, ketombe, keriput, luka, parut bekas lukam pemekaran
pembuluh darah dan kapalan pada kaki.
Dalam hal
psikoemosional, minyak nilam termasuk dalam terapi aroma kelas soothing dan
tooning sebagai salah satu aspek pengobatan alternatif, karena minyak nilam
mempunyai efek sedatif (menenangkan) dapat digunakan untuk menanggulangi
depresi, gelisah, tegang karena kelelahan, stres, kebingungan, lesu dan tidak
bergairah, meredakan kemarahan serta membuat tidur lebih nyenyak
(anti-insomnia). Dalam penggunaannya, minyak nilam akan lebih baik apabila dicampur
dengan minyak cengkeh, cendana, lavender dan mawar.
Comments
Post a Comment