Skip to main content

Minyak Adas

Adas merupakan satu dari sembilan tumbuhan obat yang dianggap bermukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanaman bumbu atau tanaman obat. Tumbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi.
Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya, kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Tinggi 50 cm – 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 – 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi.
Di Indonesia tumbuhan tersebut dikenal dengan berbagai nama seperti adas pedas dalam bahasa Aceh; adas manis (Minang); hades (Sunda ); adas landi (Jawa); adhas (Madura); adas (Bali); wala woenga (Sumba); kolpasi (Sangit); popaas-tansaw (Sulawesi); dengoe-dengoe (Gorontalo); pingkel (Manado); rampasoe (Makassar); adase (Bugis).
1.      Taksonomi dan Ciri Morfologi Tanaman Adas
Minyak adas digolongkan ke dalam jenis minyak atsiri yaitu minyak hasil destilasi uap baik dari buah masak, bunga, batang maupun akar tanaman adas. Varietas tanaman adas ada 12 macam, menghasilkan minyak adas dengan perbedaan warna dan aroma. Salah satu varietas terpenting adalah tanaman Foeniculum vulgare Miller yang menghasilkan minyak adas dengan aroma terbaik.
Menurut Tjitrosupomo (1988), taksonomi tanaman Foeniculum vulgare Miller adalah :



Re-exposure of adas1Kingdom         :  Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Bangsa            : Apiales
Suku                : Umbliferae
Marga              : Foeniculum
Spesies            : Foeniculum vulgare Miller
Ciri morfologi dari minyak adas yaitu letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 – 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 – 10 mm, panjang gagang bunga 2 – 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 – 10 mm, lebar 3 – 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat.
Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak tanaman.


Tanaman Adas
Tanaman adas (foeniculum vulgare miller) terdiri dari 2 sub species. Varietas yang menghasilkan minyak adas, termasuk dalam sub species Capillaceum (Galib) Homboe, dan terdiri dari 2 macam varietas, yaitu :
a.       Var. Vulgare (Miller) Thelling, yang tumbuh secara liar atau lebih diusahakan secara intensif. Minyak yang dihasilkan dari varietas tanaman ini disebut minyak adas pait. Jenis tanaman adas pait telah diusahakan secara perkebunan di Rumania, Hongaria, Jerman, Italia, India, Argentina, Jepang dan Amerika Serikat. Minyak adas secara komersil dihasilkan dari biji dengan cara penyulingan.
b.      Var. Dulce (Miller) Thelling disebut juga jinten manis atau anijs, tanaman secara intensif, dan tidak tumbuh secara liar. Varietas tanaman ini menghasilkan minyak adas manis atau disebut juga minyak adas Romania atau minyak adas Perancis. Minyak yang dihasilkan dari biji mempunyai bau paling harum.
Tanaman adas liar, tumbuh tersebar terutama di Perancis, Spanyol, Maroko dan Algeria. Biji dari tanaman tersebut mengandung minyak, namun tidak mempunyai nilai ekonomi.
Penanaman dan pemeliharaan
Penanaman adas di Indonesia secara tradisional dapat dihasilkan dengan 2 cara yaitu:
a.       Dengan menaburkan biji adas yang telah tua, atau dikenal dengan istilah “rindik”
b.      Dengan cara menyebarkan rumpunnya di sekitar tanaman induk.
Perawatan tanaman tersebut relative mudah karena tanaman akan tumbuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.
2.      Pemetikan Buah
Pemetikan biji dilakukan pertama kali setelah tanaman berumur 6 bulan, dan pemetikan selanjutnya dilakukan setiap bulan.  Tanaman adas tidak produktif lagi pada umur sekitar 2 tahun, sehingga harus diganti dengan tanaman yang baru.
Pemetikan biji adas dilakukan sebelum biji matang penuh, tetapi sudah cukup keras dan berwarna abu-abu kehijauan. Biji yang telah dipanen segera dikeringkan di atas lantai atau dijemur. Berdasarkan pengamatan setiap 14 – 20 pohon adas menghasilkan 1 kg biji adas kering.
Dalam perdagangan dikenal 3 macam klas biji adas yaitu:
1.      Var. Vulgare         = biji adas berwarna gelap, dihasilkan oleh Negara-negara di Eropa
    Utara.
2.      Var. Dulce             = biji adas manis atau jinten manis banyak dihasilkan oleh Negara-
    negara di Eropa Selatan.
3.      Var. Panmorium    = biji adas India Timur


3.      Metode Isolasi Minyak Adas
a.      Isolasi minyak adas dengan  penyulingan
Biji yang akan disuling terlebih dahulu dirajang dan kemudian segera disuling, untuk menghindari penguapan minyak setelah perajangan. Rendemen minyak yang dihasilkan berkisar antara 1-6 persen, (rendemen rata-rata sekitar 3,5 persen). Selama proses penyulingan, harus dijaga agar suhu condenser agak tinggi, untuk mencegah pembekuan minyak dalam tabung condenser.
Tabel 1. Percobaan hasil penyulingan biji adas di Perancis Selatan diperoleh minyak sebagai berikut:

Rendemen %
Biji adas Perancis
2,5 – 3,0
Biji adas levant
1.4
Biji adas Spanyol
3.75

Penyulingan sebaiknya langsung dilakukan setelah biji dipanen, karena jika dibiarkan lebih dari satu malam, maka biji akan membusuk.
Biji adas yang berasal dari Indonesia (daerah Boyolali), yelah dicoba disuling oleh Balai Penelitian Kimia Bogor, dengan menggunakan system kohobasi, dan rendemen minyak yang dihasilkan dapat dilihat pada table 104.
Table 2. Rendemen minyak biji adas dan gagang adas kering*)
Lama penyulingan (jam)
Minyak (%)
biji
Gagang
Disuling selama 1 jam
2,89
1.19
Disuling selama 1 jam
(sesudah fraksi I)
0,90
0,63
Disuling selama 1 jam
(sesudah fraksi II)
0,58
0,36
Disuling selama 1 jam
(sesudah fraksi III)
0,40
0,15
Total                  4 jam
4,77
2,33
*BPK, Bogor (1978)
Ampas hasil penyulingan jika dikeringkan dapat digunakan sebagai ransum makanan ternak, karena mengandung sekitar 14-22 persen protein dan 12-18,5 persen lemak.
b.      Isolasi anetol dengan destilasi fraksinasi pengurangan tekanan
Isolasi anetol dari minyak adas dilakukan dengan destilasi fraksinasi pengurangan tekanan. Anetol pada tekanan 760 mmHg mendidih pada temperature 239,5°C sedangkan pada tekanan 4 mmHg titik didihnya turun menjadi 90°C. Jika digunakan tekanan system pada destilasi fraksinasi pengurangan tekanan sebesar 4 mmHg, maka diperoleh fraksi anetol pada titik didih 90-92°C. Anetol yang diperoleh berwujud cairan tidak berwarna.

4.      Komponen Minyak Adas
Minyak adas merupakan salah satu minyak atsiri yang terdapat di Indonesia diperoleh dengan penyulingan uap biji adas. Komposisi kimia minyak adas bervariasi menurut jenis dan asal tanaman. Menurut Guenther (1990), destilasi uap terhadap biji adas yang berasal dari eropa timur menghasilkan minyak adas sebesar 2,5 – 4,0 % dengan senyawa penyusun α-pinen, kamfen, α-fellandren, dipenten, anetol, fenson, estragol, foenikulin, anisaldehid, dan asam anisat. Struktur minyak adas dapat diketahui dengan isolasi dan identifikasi minyak adas. Salah satu komponen minyak adas yang dominan adalah anetol dengan struktur berikut:
           


Komponen-komponen lain dari minyak adas strukturnya sebagai berikut:
 Description: http://www.kii.ntf.uni-lj.si/etolja/Images/anisald.jpg  Description: http://dennou-k.gaia.h.kyoto-u.ac.jp/library/gfd_exp/images/ap/limonen2.gifDescription: http://lb.chemie.uni-hamburg.de/pic.php?107/jQ15689_;240.png
Anisaldehida                           Limonene                    Asam Anisat
Description: E:\Farda Kimia'11\Mata Kuliah\SEMESTER 4\Kimia Minyak Atsiri\minyak atsiri\komponen minyak adas.jpg

Minyak biji adas pait (Foeniculum vulgare Mill, Var. Vulgare (Mill) Thelling.
Minyak adas yang dihasilkan dari tanaman perkebunan. Minyak adas tersebut mengandung persenyawaan d-Pinene, camphene, d-α-Phellandrene, dipentene, anethole, d. fenchone, Estragol, Foeniculin, Aldehid, amidaldehid, dan asam anesat.
Persenyawaan anethole merupakan konstituen utama dari minyak adas tersebut dan tidak terdapat dalam minyak adas yang diperoleh dari tanaman adas liar.
Persenyawaan Fenchone merupakan sejenis keton yang berbau seperti camphor dan menyebabkan rasa pait pada minyak adas. Persenyawaan tersebut tidak terdapat dalam minyak adas manis.
Persenyawaan metil chavicol (estragole), menyebabkan bau khas minyak adas, yang berbeda dengan bau persenyawaan antehole. Asam anisat yang terdapat dalam minyak adas, merupakan hasil oksidasi persenyawaan antehole.
Minyak adas dari tanaman adas liar (Wlid Renneb)
Minyak adas ini mengandung persenyawaan anethole dalam jumlah yang sangat kecil. Komponen utama dalam minyak adalah d-α-phellandrene. Di samping itu terdapat persenyawaan kimia lainnya, antara lain pinene, anethole (jumlahnya sangat kecil), fechone, metil chavicoo, seskwiterpene, theymol hydrokwinon (C10H14O2), fenchyl alcohol. Minyak adas spanyol mengandung anethole dan estragole masing-masing dengan kadar 27 dan 34,4 persen.
Minyak adas manis, atau disebut juga jinten manis, minyak adas Roman atau minyak adas Perancis
Minyak tersebut berasal dari tanaman adas (foeniculum vulgare mill var. dulce bert). Komponen kimia dalam minyak terdiri dari: d-phellandrene, d-limonene dan anethole. Minyak tersebut berbau manis karena mengandung komponen anethole dalam jumlah besar dan tidak mengandung persenyawaan fenchone. Minyak adas bermutu tinggi, biasanya dihasilkan dari jenis minyak adas manis.

5.      Sifat Fisika Kimia
    1. Minyak adas pait (oil of  bitter fennel)
Minyak adas pait yang diperoleh dari tanaman perkebunan adas, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
Jika dipanen pada saat buah dalam periode pertumbuhan, kadang-kadang mudah membeku karena mengandung sejumlah kecil persenyawaan anethole. Jika buah menjadi matang, kadar anethole meningkat, oleh sebab itu pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada umur buah yang sudah cukup tua.
Table 3. Sifat fisika-kimia minyak adas yang dianalisa di laboratorium Fritsche Brother, Inc.
Karakteristik
Nilai
Bobot jenis pada 25o/25oC
0,961
Putaran optik
+15o0’
Indeks bias pada 20oC
1,5320
Titik beku
+6,2oC
Kelarutan pada 20oC
Keruh dalam 7-10 volume alcohol 80%, larut dalam 0,5-1 volume alcohol 90%

Penyulingan biji yang telah cukup tua menghasilkan rendemen minyak sekitar 0,7%, sedangkan biji yang masih muda hanya menghasilkan rendemen sekitar 0,5%.


    1. Minyak adas manis (foeniculum vulgare var. dulce bert)
Rendemen minyak yang dihasilkan biji sekitar 2,5-3,0%, bau yang lebih manis karena berkadar anethole tinggi dan tidak mengandung fenchone.
Table 4. Sifat fisiko-kimia minyak adas manis menurut Hoffman
Karakteristik
Nilai
Bobot jenis pada 15oC
0,976-0,980
Putaran optik
+5o0’ s/d 16o30’
Titik beku
+10o s/d 14,5o

6.      Manfaat dan Khasiat Tanaman Adas
Buah adas yang telah diekstrak atau disuling biasanya berbentuk butiran serbuk, yang memiliki sensasi rasa manis dan pahit, dalam industri obat-obatan serbuk adas ini biasanya digunakan sebagai pengharum ramuan dan untuk memperbaiki rasa, disamping itu adas juga memilki khasiat yang tidak kalah pentingnya seperti :
   pengharum ramuan dan untuk memperbaiki rasa
   merangsang organ pencernaan agar tetap sehat dan bekerja optimal
   dapat melancarkan buang air besar ( BAB )
   mengobati masuk angin
   membantu mengeluarkan dahak yang kental pada penderita batuk
   menghangatkan badan
   penambah nafsu makan
   melancarkan haid yang tidak teratur
   dan juga dapat mengobati masalah gangguan tidur ( Imsomnia )
Tanaman adas mempunyai banyak kegunaan, mulai dari akar, daun, batang dan bijinya. Biji dan minyak yang sudah didestilasi dapat digunakan sebagai flavor (aroma) dalam industri makanan seperti bumbu daging, sayuran, ikan, saus, sop, salad dan lain-lain. Biji yang sudah dihancurkan dapat juga digunakan sebagai bumbu salad (mayonnaise, kue yang manis), bumbu kari dan daun yang muda dapat dimakan sebagai sayuran segar (lalap).

Sedangkan sebagai obat, adas dapat digunakan sebagai antispasmodik, sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, pelancar ASI, diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, batuk, sesak napas (asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat, susah tidur (insomnia), buah pelir turun (orchidoptosis), kolik, usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu, pembengkakan saluran sperma (epididimis), penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis), keracunan tumbuhan obat atau jamur, dan meningkatkan penglihatan. Buah adas juga efektif untuk pengusir serangga (insect repellent).

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam struktur seluler yang disebut plastid, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat me

Proses Sentrifugasi (Pemutaran) pada Produksi Gula dari Tebu dan Raw Sugar

Proses Sentrifugasi Stasiun pemutaran (Sentrifugasi) adalah stasiun lanjutan dari stasiun kristalisasi. Setelah masakan dingin proses selanjutnya adalah pemisahan, proses pemisahan ini dilakukan dengan gaya sentrifugal. Sentrifugal merupakan mesin pemutar yang digunakan untuk memisahkan kristal gula dari larutannya. Proses pemutaran bertujuan untuk memisahkan antara kristal gula dengan larutan yang melapisinya. Dalam pemisahan ini dapat menghasilkan diantaranya gula, larutan (klare atau stroop) dan tetes. Proses sentrifugasi (pemutaran) LGF A adalah proses pemisahan kristal gula A dan molasses A,  alat yang digunakan adalah sentrifugal LGF yang mempunyai kecepatan putar sekitar 2000 rpm,  sehingga dapat memisahkan gula A dan  A-molasses dengan gaya sentrifugal tersebut. LGF B digunakan untuk memisahkan hasil kristalisasi pada Pan B yang menghasilkan B-magma yang digunakan untuk bibit pada Pan A dan B-molases.  Proses pemutaran (sentrifugasi) pada akhir produksi, memisahk

Minyak goreng apa yang mempunyai titik beku terendah?

Minyak goreng yang mempunyai titik beku rendah bisa ditentukan dengan 2 hal yaitu Minyak goreng yang mempunyai Iodine Value (IV) tinggi dan Cloud Point (CP) rendah sehingga membeku pada suhu yang cukup rendah.  Untuk mendapatkan minyak dengan Iodine value tinggi dan Cloud point rendah diperlukan tahapan proses fraksinasi berkali-kali atau biasa disebut tahapan penyaringan yang dalam beberapa minyak goreng dengan kualitas bagus dilakukan dua kali penyaringan. Dua kali penyaringan ini dalam prosesnya yaitu: Tahapan penyaringan pertama dari minyak kelapa sawit yang dimurnikan menjadi minyak  crude palm oil (CPO), kemudian dilanjutkan tahapan penyaringan kedua yaitu proses refinery, pada proses refinery tahapan prosesnya yaitu:  1. Degumming yang berfungsi menghilangkan gum dari minyak CPO,  2. Bleaching, kandungan karoten yang tinggi dalam minyak sawit menyebabkan warna minyak sawit mentah (CPO) berwarna kemerahan, sehingga perlu dikurangi kadar karotennya sehingga minyak