Skip to main content

Langkah-langkah Pemisahan Campuran



Pada destilasi fase uap akan segera tcrbentuk setelah 1arutan dipanaskan. Uap dan cairannya dibiarkan mengadakan kontak akrab sehingga dalam waktu yang relatif cukup, komponen yang ada dalam campuran akan seluruhnya terdistribusi kedalam fase cair dan fase uap sehingga membentuk keseimbangan pisis. Setelah keseimbangan pisis tercapai, uap segera dipisahkan dari cairannya kemudian dikondensasikan membentuk embunan atau destilat. Pada keadaan seimbang, komposisi  destilat tidak sama dengan komposisi residunya.
Dalam destilat banyak mengandung komponen dengan tekanan uap murni tinggi atau yang mempunyai titik didih rendah.Sedangkan komponen yang mempunyai tekanan uap murninya rendah atau yang mempunyai titik didih tinggi sebagian besar terdapat dalam residu.
Dalam bentuk lain pengertian tersebut dapat dinyatakan:
          (XA)D  > (XA)B         dan         (XB)D < (XB)B
Dimana :A,B = Komponen yang mempunyai tekanan uap murni tinggi, rendah.
A = Komponen yang lebih mudah menguap.
XA,XB =Komposisi komponen A,B Fase cair.
D = Destilat = Hasil puncak.
B = Bottom produk=Waste=Residu.
YA, YB = Komposisi komponen A,B fase uap.
Prinsip dasar inilah yang membedakan pengertian tentang proses pemisahan secara destilasi dengan proses evaporasi maupun proses drying, walaupun ketiga proses tersebut meng­gunakan panas sebagai tenaga pemisahnya.
Sifat-sifat komponen murni yang terdapat dalam campuran maupun sifat campurannya itu sendiri menentukan metoda operasi pemisahan yang digunakan. Pada umumnya, tetapi tidak selalu demikian, proses pemisahan secara destilasi dengan mudah dapat dilakukan terhadap campuran yang terdiri dari komponen-komponen:
1.  Text Box:  Mempunyai sifat penguapan relative (α) tinggi
2.  mempunyai perbedaan titik didih yang cukup.
3.  Tidak membentuk campuran azeotrop.
Khusus untuk campuran yang sifat penguapan relatifnya rendah atau titik didih masing-masing komponen murninya hamper sama (berdekatan), dapat juga dipisahkan secara distilasi tetapi tekanan operasinya harus diatur sedemikian hingga dibawah tekanan atmosfer (vacuum). Hal yang demikian ini akan lebih menguntungkan jika campuran tersebut dipishkan secara ekstraksi.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Pati dan Selulosa

Pada dasarnya, pati dan selulosa adalah dua jenis karbohidrat yang umum ditemukan dalam dunia biologi. Walaupun keduanya terdiri dari rantai glukosa, ada beberapa perbedaan yang signifikan antara pati dan selulosa. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya. PATI                                           Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 (C no.1 dengan C no. 4) seperti unit glukosa dalam maltosa. Sudut ikatan in i membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang rantainya tidak bercabang. Amilopektin, suatu bentuk pati yang lebih kompleks, adalah polimer bercabang dengan ikatan 1-6 pada titik percabangan tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam stru...

Proses Pembuatan Margarin: Panduan Lengkap untuk Menghasilkan Margarin Berkualitas Tinggi

Apa yang ada dipikiran anda ketika mendengar kata margarin? Bahan Makanan, margarin dalam kegiatan sehari-hari digunakan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki tekstur dan menambah cita rasa makanan. Margarin dapat diaplikasikan pada pemanggangan roti, pembuatan kue kering, biskuit, pound cakes dan pastry. Awal mula, margarin ditemukan oleh seorang kimiawi Perancis yang bernama Hyppolyte Mege Mourics pada tahun 1869 pada pemerintahan kaisar Napoleon III. Margarin mengalami banyak perkembangan pada akhir abad ke-19, margarin dibuat dari lemak sapi  atau babi dimana ditambahkan lemak kacang tanah untuk mempercepat ”melting point” pada saat percampuran. Pada awal tahun 1900, margarin dibuat dari 100% minyak nabati yang biasanya diperoleh dari minyak kelapa, minyak sawit, dll. Pada tahun 1930, pembuatan margarin dilakukan dengan proses hidrogenasi.                                  ...

Ternyata Asam sulfat Bisa Jadi Produk Food Grade Ketika Direaksikan dengan Batuan Fosfat

 Asam sulfat, atau sering disebut dengan sulfuric acid, merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat. Biasanya, asam sulfat digunakan dalam industri kimia, seperti pembuatan pupuk, baterai, dan deterjen. Namun, tahukah Anda bahwa asam sulfat juga bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi asam fosfat food grade? Asam fosfat, atau fosforik acid, merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam industri makanan dan minuman. Biasanya, asam fosfat digunakan sebagai bahan pengasam atau penstabil dalam produk makanan dan minuman, seperti minuman ringan, saus, dan produk olahan daging. Proses konversi asam sulfat menjadi asam fosfat food grade dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah melarutkan asam sulfat dalam air untuk membentuk asam sulfat encer. Kemudian, asam sulfat encer tersebut direaksikan dengan fosfat alami, seperti fosfat batu atau fosfat alam lainnya. Reaksi antara asam sulfat dan fosfat ini menghasilkan asam fosfat, serta men...