Tepung Tapioka adalah pati yang diekstrak dari umbi
singkong. Pati atau amilum merupakan polisakarida karbohidrat terdiri dari
glukosa dalam jumlah banyak yang yang bergabung dengan ikatan glikosidik. Pati
murni merupakan bubuk berwana putih, tidak berasa dan berbau, serta tidak laruk
dalam air dingin atai alkohol. Pati
terdiri dari dua jenis molekul, yaitu berbentuk linier-amilosa dan
bercabang-amilopektin. Pati pada umumnya mengandung 20-25 % amilosa dan 75-80 % amilopektin.
Tepung dan pati merupakan dua produk yang berbeda
cara pembuatannya maupun maupun sifat fisikokimia serta pemanfaatannya Namun
seringkali terjadi kerancuan pengertian antara dua produk tersebut. Pada
pembuatan tepung, seluruh komponen yang terkandungdidalam bahan pangan
dipetahankan keberadaannya, kecuali air. Sedangkan pada pembuatan pati, pada
prinsipnya hanya mengekstrak kandungan pati saja. Oleh sebab itu, dalam
pembuatan pati tedapat limbah padat (ampas), sedangkan pada pembuatan tepung,
tidak ada limbah padat kecuali kulit.
Kegunaan
Tepung Tapioka
Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai
banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.
Dibandingkan dengan tepung jagung, dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi
tepung tapioka (Tabel 1) cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tenun, juga
digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih alami pada industri pangan dan atau
tekstil.
Tabel 1. Komposisi zat gizi per 100 gram tapioka
Zat gizi
|
Kadar
|
Energi (kkal)
|
358
|
Protein (g)
|
0,19
|
Lemak total (g)
|
0,02
|
Karbohidrat (g)
|
88,69
|
Serat pangan (g)
|
0,9
|
Kalsium (mg)
|
20
|
Besi (mg)
|
1,58
|
Magnesium (mg)
|
1
|
Fosfor (mg)
|
7
|
Kalium (mg)
|
11
|
Natrium (mg)
|
1
|
Seng (mg)
|
0,12
|
Tembaga (mg)
|
0,02
|
Mangan (mg)
|
0,11
|
Selenium (mg)
|
0,8
|
Asam folat (mg)
|
4
|
Tapioka yang diolah menjadi sirup glukosa dn dekstrin
sangat diperlukan oleh berbagai industri, antara lain kembang gula, pengalengan
buah-buahan, pengolahan es krim, minuman dan industri peragian. Tapioka juga
banyak digunakan sebagai bahan pengental, pengisi, dan bahan pengikat dalam
industri makanan seperti dalam pembuatan puding, sop, makanan bayi, es krim,
pengolahan sosis daging, industri farmasi, dll.
Ampas tapioka banyak dipakai sebagai campuran
makanan ternak. Pada ummnya masyarakat kita mengenal dua jenis tapioka, yaitu
tapioka kasar dan halus. Tapioka kasar masih mengandung gumpalan dan butiran
ubi kayu yang masih kasar, sedangkan tapioka halus merupakan hasil pengolahan
lebih lanjut dan tidak mengandung gumpalan lagi.
Kualitas
Tapioka
Kualitas
tapioka ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Warna
tepung : tepung tapioka yang baik berwarna putih
2. Kandungan
air : tepung harus dijemur sampai kering benar sehingga kandungan airnya rendah
3. Banyaknya
serat dan kotoran : usahakan agar banyaknya serat dan kayu yang digunakan harus
yang umurnya kurang dari 1 tahun karena serat dan kayunya masih sedikit dan zat
patinya masih banyak
4. Tingkat
kekentalan : usahakan daya rekat tapioka tetap tinggi. Untuk ini hindari
penggunaan air yang berlebih dalam proses produksi
Comments
Post a Comment